Home / Berita / Pendidikan

Ini Sangsi Bagi Pelajar Di Ternate Yang Melakukan Konvoi Pasca Pengumuman Kelulusan

21 Mei 2019
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate: Ibrahim Muhamad

TERNATE, OT - Kepala Dinas Pendidikan (Dispen) Kota Ternate, Ibrahim Muhamad, menegaskan, jika pasca pengumuman kelulusan ujian tingkat SMP se-Kota Ternate, ada kedapatan siswa/siswi bereforia dengan mengadakan konvoi, dan coret-coret seragam maka, siswa bersangkutan akan dikenakan  sangsi.

Kepada indotimur.com, Kadispen Ternate, Ibrahim Muhamad, mengatakan, menjelang pengumuman hasil kelulusan tanggal 29 Mei mendatang, pihaknya meminta kepada seluruh Kepala Sekolah SMP se- Kota Ternate untuk membuat pernyataan.

Kata dia, jika pihak sekolah tidak bisa  membinai perilaku siswa/siswi,maka Dispen selaku pemegang otortas pendidikan di Ternate, akan memangil Kepala Sekolah bersangkutan dan mengevaluasi,  "kemudian kami meminta kepala sekolah harus menyodorkan surat pernyataan orangtua oleh pihak sekolah," kata Ibrahim.

Terkait mekanisme siswa bersangkutan yang melakukan pelangaran pada saat pengumuman hasil kelulusan, sambung Ibrahim, pihaknya akan memberikan sangsi dalam bentuk administrasi atau evaluasi hasil kelulusan siswa, sebab kelulusan siswa kewenangannya ada di pihak sekolah.

Kalau ada siswa/siswi melakukan tindakan tidak terpuji misalnya bereforia, konvoi coret-coret pakaian seragam, maka kami menahan ijazah siswa bersangkutan selama tiga bulan," tegas ibrahim.

"Berbicara pendidikan bukan hanya tangungjawab Dinas Pendidikan Kota Ternate, dan Pemerintah, akan tetapi pendidikan ini bagian dari tugas masyarakat termasuk orangtua, apalagi di Ternate, menganut filosofi pendidikan 3S, yakni Soa, Sekolah, dan Sigi," terangnya.

Kepada masyarakat Kota Ternate, Ibrahim menghimbau agar tidak merespon tindakan eforia konvoi siswa/siswi, "karena saya melihat banyak masyarakat yang merespon tindakan tersebut, sehingga mengakibatkan siswa/siswi semakin menjadi-jadi, oleh karena itu pihak orangtua harus  memastikan bahwa anak-anaknya tidak melakukan tindakan di luar etika," himbau ibrahim.

"Karena pendidikan bukan hanya transfer nowlic pemindahan pengetahuan, akan tetapi yang kami butuhkan pendidikan itu keberhasilan  diukur dari karakter  siswa/siswi, kalau kemudian yang bersangkutan menerima hasil dengan cara tindakan tidak terpuji maka kami menganggap pihak sekolah telah gagal membina dan menanamkan karakter generasi muda," pungkasnya.(ded)


Reporter: Dedi Sero Sero

BERITA TERKAIT