Home / Berita / Pendidikan

HMPS KPI UMMU Gelar Pelatihan Jurnalistik

26 Februari 2020
Suasana Kegiatan Pelatihan Jurnalistik

TERNATE, OT-Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), melaksanakan kuliah umum pelatihan jurnalistik di lantai I masjid kampus UMMU, Rabu (26/2/2020).

Kegiatan  pelatihan jurnalistik ini, menghadirkan tiga narasumber masing-masing, Pimpinan Redaksi (Pimred) indotimur.com Faujan A. Pinang, Pimpinan Redaksi  Posko Malut Awat Halim serta Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UMMU Julkifli HI. Saleh.

Pimred Posko Malut Awat Halim dalam materinya menjelaskan, dalam profesi wartawan itu, semua diatur oleh kode etik jurnalistik, karena kode etik menjadi pengatur wartawan sehingga wartawan tidak bisa semena-mena menulis sembarangan.

"Berita apa saja yang layak menjadi konsumsi publik, berita itu informasi dan informasi  adalah kabar, jadi semua informasi atau kabar yang kita terima tidak serta-merta menjadi konsumsi publik, karena ada kategori nilai berita yang layak diterbitkan di media adanya juga tidak," ungkap Awat.

Awat mengaku, dengan adanya perkembangan teknologi ini media cetak sedikit kesulitan sehingga harus harus berpikir. Media online sanggat cepat memberikan informasi berita dibelahan dunia.

"Sementara di media cetak, proses terbitan berita membutuhkan waktu satu hari, misalnya di kegiatan pelatihan jurnalistik ini beritanya besok baru bisa dikonsumsi oleh publik, tapi di media online satu jam kemudian beritanya sudah dipublish langsung di konsumsi masyarakat," terangnya

Dia menuturkan, media cetak sanggat membutuhkan pemimpin atau wartawan yang bekerja keras dan punya kreativitas dalam pengelolaan isu, karena melalui isu itu bisa membedakan  media online dan media cetak, apa yang dilakukan media cetak belum tentu bisa dilakukan oleh media online, oleh karena itu, media cetak harus selalu menjaga konsitensi pembaca, karena sekarang informasi semua geratis tapi kalu di media cetak masyarakat baca informasi minimal beli koran," pungkasnya

Sementara Pimpinan Redaksi indotimur.com Fauzan A Pinang dalam pemaparan materinya mengatakan, perbedaan antara media cetak dan online tidak jauh berbeda jika dilihat dari sisi penulisan, khususnya penulisan mengunakan model piramida terbalik dengan penullisan stright news.

Letak perbedaan yang menonjol ada pada karakteristik media online dan media cetak, sehingga itulah menjadi kelibihan media online. Misalnya, kapasitas halamannya sangat luas, adwal terbit bisa kapan saja,lebih cepat, mMenjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet dan masih ada beberapa lagi.

"Prinsipnya, semua media memiliki kekurangan dan kelibihan. Ada kelibihan di media online yang tidak dimiliki media cetak dan sebaliknya," jelas Faujan.

 

 

Sedangkan Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UMMU,, Julkifli. HI. Saleh dalam materi kode etik jurnalistik mengatakan, penulisan pemberitaan harus berdasarkan fakta, sehingga wartawan dilarang beropini kemudian berita harus berimbang dan betul-betul objektif. Minimal wartawan melakukan chek end richek.

"Bagi saya, disetiap profesi memiliki kode etik tersendiri terutama profesi wartawan itu sendiri oleh karena itu, wartwan harus memahami betul undang-undang pers kemudian kode etik jurnalistik," jelasnya(ded)


Reporter: Dedi Sero Sero

BERITA TERKAIT