TERNATE, OT - Sejumlah tenaga pengajar (guru) pada Sekolah Min Madrasah Ibtidaiyah Gambesi Ternate,.meminta Kepala Sekolah (Kepsek) lebih transparan dalam pengelolaan Biaya Operasional Sekolah (BOS) di sekolah tersebut.
Salah satu guru pada sekolah Madrasah Ibtidaiyah Gambesi Ternate, yang engan namanya dipublish mengeluhkan soal pengelolaan dana BOS, karena selama ini, pengelolaan dana BOS yang dikelola Kepsek dinilai tidak transparan.
Kata dia, selama ini, pengelola dana BOS di Madrasah Ibtidaiyah Gambesi Ternate l, tidak dikelola oleh bendahara BOS, tetapi diambil alih langsung oleh Kepsek, "bahkan setingkat belanja kebutuhan sekolah saja, Kepsek yang ambil alih bukan bendahara," ungkapnya.
Selain itu, dia juga menyebut, kebiasaan Kepsek ketika dihadapan orangtua murid, Kepsek selalu menyampaikan hal-hal positif yang berhubungan dengan internal sekolah, namun jika ditelisik lebih dalam, ada setumpuk masalah yang terjadi di sekolah itu.
"Kami dari pihak guru-guru sanggat mengetahui internal sekolah makanya kami berangapan bahwa Kepsek Madrasah Ibtidayaih Gambesi Ternate, tidak layak memimpin sekolah, kami telah berusaha mengusulkan kepada kepala yayasan untuk mengantikan kepala sekolah, karena selama kepemimpinan Kepsek, tidak ada transparansi angaran dana BOS yang jelas," cecarnya seraya menyebut, setiap kali pencairan dana BOS, penyusunan Laporan Kerja Sekolah (RKS), tidak pernah melibatkan dewan guru.
Menanggapi keluhan guru, Kepala Madrasah Ibtidaiayah, Mirna HI. Umar Pora, mengatakan bahwa, untuk tranparansi pada saat pencairan dana BOS semua guru dilibatkan untuk menghitung besaran angaran, "hanya saja, ada sebagian guru-guru yang tidak sempat terlibat, sehingga memang mereka curiga," kata Kepsek.
Dia mengaku, dana BOS kali ini, sangat kurang, sehingga jika ada guru yang mempertanyakan, Kepsek mempersilahkan menanyakan langsung ke kantor Kementerian Agama (Kemenag) kota Ternate, "karena sekolah Mis Alkhairat Gambesi seluruh dana BOS kurang," ujar Mirna.
Dia juga membantah tuduhan dewan guru yang menyebut, tidak ada bukti fisik penggunaan dana BOS, "kalau guru-guru tidak lihat bukti fisik maka patut mereka curigai, tapi saya mengatakan di bendahara yang penting ada bukti fisik," ungkapnya.
Mirna juga membeberkan, pencairan dana BOS bulan September lalu, sebesar Rp, 42 juta, dan anggarannya dikelola oleh bendahara, "memang saya pernah belanja kebutuhan sekolah dan bukti slip saya pernah berikan di bendahara," tandasnya.
Dia juga meminta kepada seluruh tanaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Gambesi Ternate, jika ada kebijakannya yang tidak seauai atau dianggap keliru, alanglah baiknya dibicarakan secara internal, "bagi guru-guru kalau tidak suka kebijakan dari saya tolong dibicarakan dengan baik, tapi kalau model laporan seperti ini, saya tidak suka, karena berhubungan dengan pencitraan saya selaku kepala sekolah jadi jangan diekspos di media," harapanya. (ded)