Home / Berita / Pendidikan

Fakultas Teologi Uniera Jadi Tuan Dan Nyonya Rumah KNMTI

12 September 2019
Tomi Itje
TOBELO, OT - Fakultas Teologi Universitas Halmahera (Uniera) dipercaya sebagai Tuan dan Nyonya Rumah kegiatan Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi Indonesia (KNMTI), oleh Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia (PERSETIA).
 
Kegiatan Konsultasi Nasional Mahsiswa Teologi rencananya akan dilaksanakan pada Tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2019 mendatang dengan Tema “Resolusi Konflik”.
 
Sehubugan dengan tema, melalui kegiatan KNMTI akan dibicarakan dinamika organisasi, kehidupan Gereja sebagai sebuah organisasi keagamaan. 
 
Sekretaris Panitia KNMTI, Tomi Itje mengatakan, kegiatan Konsultasi nasional mengajak para teolog muda untuk menggumuli tema Resolusi Konflik. Karena untuk menggumuli kondisi-kondisi kelembagaan yang diperhadapkan dengan konflik. 
 
"Seperti kita tahu bersama bahwa baik organisasi (gereja), kehidupan berbangsa dan bermasyarakat termasuk relasi antar individu rentan dengan konflik," jelas Tomi kepada indotimur.com pada Kamis (12/9/2019) melalui siaran persnya malam tadi.
 
Menurutnya, adanya perbedaan gagasan, pendapat, serta tujuan-tujuan yang mau dicapai seringkali menimbulkan pergesekan dan perselisihan yang bersifat desktruktif dan berujung pada konflik. Bahkan, tujuan-tujuan ideal yang telah dibangun pun akan mengalami keretakan-keretakan, dan berujung kehancuran. 
 
"Dalam konteks demikian, maka resolusi konflik sangatlah dibutuhkan guna mencari titik temu bersama, memulihkan relasi-relasi yang telah retak, serta menguatkan kembali ikatan dan solidaritas hidup bersama antar individu maupun kelompok," tuturnya.
 
Selain itu kata Tomi, mahasiswa sebagai generasi masa kini dan masa depan, perlu memiliki perspektif yang benar tentang konflik dan resolusi konflik. Maka para mahasiswa, peserta konsultasi diajak untuk membuat pemetaan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada level antar individu maupun gereja, bangsa dan masyarakat, dan berusaha menelusuri akar permasalahan guna menggagas sebuah resolusi konflik. 
 
"Diharapkan bersama pakar-pakar yang dengan jernih mengurai akar permasalahan konflik yang terjadi antar individu maupun kelompok dalam kehidupan bergereja, berbangsa dan bermasyarakat, para mahasiswa dapat membangun komitmen bersama untuk sedianya menjadi agen-agen perdamaian bagi gereja yang sedang berkonflik," pungkasnya. 
 
Berikut, tujuan kegiatan ini adalah memiliki semangat ekumenis dan jiwa kepemimpinan, mendalami tema “Resolusi Konflik” dalam konteks dalam kehidupan bergerja termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdampak pada pendidikan teologi maupun kehidupan bergereja di Indonesia, memahami “Resolusi Konflik” sebagai sebuah konteks dimana pendidikan teologi dan mahasiswa teologi berada, tersedianya literatur tentang Resolusi Konflik, menyusun tindak lanjut kegiatan Resolusi Konflik yang dapat dilakukan bersama melalui jaringan studi dan penelitian di wilayah masing-masing.


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT