TERNATE, OT- Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio Ternate menggandeng sejumlah instansi, melaksanakan sosialisasi pemanfaatan Stasiun Frekuensi Radio (SFR) dalam kondisi bencana Alam, Selasa (29/9/2020).
Kegiatan yang dilaksanakan di Royal Resto and Function Hall Ternate itu, dihadiri Asisten III Setda Malut, Muhammad Hi Ismail, Humas Provonsi Malut, perwakilan Krimsus POLDA, Kepala Subseksi Operasi dan Kesiapsiagaan dan Pertolongan Badan SAR Ternate, Kabid kedaruratan dan Logistik BPB, ketua RAPI llll Daerah Maluku Utara dan Sekretaris RAPI Daerah dan Wilayah Kota Ternate dan Diskominfo Kota Ternate.
Selain itu, BMKG, Denhubrem 152 Mayor CHB Achmad Farid, DPP Orda Malut, ORARI, RRI Ternate, Telkomsel, BPKKP Malut dan PMI Provinsi Malut.
Asisten III Setda Provinsi Malut, Muhammad Hi Ismail dalam sesi diskusi mengatakan, sosialisasi ini sangat menarik karena penanganan informasi pada saat bencana atau pasca bencana sangat efektif.
"Meskipun zaman sudah canggih tapi dengan menggunakan radio sangat efektif, apalagi punya satu komando informasi," ujarnya.
Dia menambahkan, atas nama Pemprov Malut dalam forum sosialisasi ini diharapkan adanya rekomendasi, sehingga dirinya akan mengawal sampai ke gubernur dan Sekda.
Sedangkan Kepala Loka SFR Ternate, Joenaedy Jafar megatakan, pihaknya bisa memfasilitasi frekuensi Radio yang sudah di alokasikan Kementerian untuk kondisi kebencanaan.
"Dengan adanya sosialisasi ini, sudah ada kesepakatan bahwa yang menjadi leader adalah BPBD dan ini sudah diamini oleh Asisten III sebagai Wakil dari pemerintah provinsi, untuk bisa mengangkat masalah ini dan membangun sistem jaringan komunikasi di Maluku Utara agar mempunyai kesiapan dini apabila terjadi bencana," ungkapnya.
Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Malut, Fikri Taslim pada idotimur.com mengatakan, BPBD yang ditunjuk sebagai koordinator kebencanaan apabila terjadi bencana di daerah BPBD sebagai ujung tombak, sehingga BPBD yang menjadi koordinator dari seluruh sektor mengkoordinasikan bagaimana memberikan tanggap dini terhadap korban-korban maupun wilayah yang terdampak bencana.
"Dengan frekuensi radio sangat membantu di lapangan, apalagi terjadi bencana seperti banjir dan gempa yang infrastrukturnya terganggu menggunakan radio VHF, sehingga di pelosok manapun bisa di jangkau," singkatnya.(tika)






