TERNATE, OT - Gedung Radar Cuaca Stasiuun Meteorologi Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara (Malut) yang terletak di Kelurahan Tobolo, kecamatan Ternate Barat, dinilai tidak efektif.
Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Babullah Ternate, Dewi Makhrantika mengatakan, semestinya gedung radar lebih menjadi prasarana yang menunjang dari segi dan aspek fungsinya.
Menurutnya, pihaknya sering mendapatkan kendala saat mencermati perubahan iklim dan cuaca di wilayah Maluku Utara, karena akses radar di gedung tersebut terbatas.
"Harusnya pembangunan gedung radar miliaran rupiah ini tidak ditempatkan di lokasi yang dekat dengan kaki gunung, agara akses jangakaunya lebih luas," ucapnya.
Dewi mengaku, sat ini BMKG telah memanfaatkan secara optimal data pengindraan jarak jauh menggunakan data numerik untuk keperluan prakiraan cuaca, yakni menggunakan Satelit, namun masih perlu inovasi untuk mengembangkan semua itu guna mendukung penanggulangan bencana.
"Adapun keterbatasaan menggunakan alternatif Satelit ini dimana, ketika pergerakan awan sudah naik pada ketinggian Atmosfir baru bisa disimpulkan daerah tersebut sedang terjadi hujan ataupun badai, padahal kejadian sudah terjadi sejam yang lalu," terangnya.
Dewi menambahkan, untuk itu sarana pendukung yang dimaksud adalah Radar, sementra posisi gedung ini berada dekat dengan kaki gunung, sehingga jangakuannya tidak merata. Akibatnya ada beberapa wilayah khususnya di Maluku Utara tidak dapat diakses.
"Secara umum kondisi geografis, di indonesia seringkali berubah, untuk wilayah Maluku Utara pun sama. Itu sebabnya alternatif pendukung seperti itu harus lebih maksimal terhadap kegiatan penangulangan bencana, terutama dibagian diseminasi/penyaluran informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada pihak terkait maupun masyarakat," ujarnya.(ier)






