Home / Nusantara

Akademisi Perikanan UMMU: Perubahan Warna Laut di Pulau Makian Ada Hubunganya Dengan Ledakan Alga

25 Februari 2020
Aziz Husen

HALSEL,OT- Warna air laut di perairan Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), menjadi merah dan menyebabkan banyak ikan yang mati, membuat warga setempat geger dan panik.

Akademisi Perikanan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Azis Husen, S.Pi., M.P menyatakan, terjadinya perubahan warna laut dari biru jadi merah atau hijau kekuningan di pulau Makian, ada hubunganya dengan ledakan alga (blooming alga). 

"Istilah ini kita dengar populasi  fitoplankton, yaitu tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut, biasanya terjadii perairan air laut atau danau," terangnya.

Lanjut Aziz, penyebabnya terjadi perubahan air laut  adalah karena pembuangan limbah industri dan limbah aktivitas rumah tangga.

"Limbah yang mengalir sampai laut itu mengandung nutrient, nitrat dan ortofosfat yang bisa menstimulasi proses pembiakan alga," ujarnya.

Selain itu, Kata Aziz, ledakan alga juga terjadi  ada pemanasan global, atau naiknya suhu perairan laut. 

"Kalau suhu naik, maka aktivitas metabolisme alga jadi terpicu naik dan pecah sehingga warna air laut berubah dan reproduksi alga secra berlangsung lebih cepat," bebernya.

Aziz juga menjelaskan, warna yang muncul bergantung pada pigmen (zat warna tubuh) mikroalgae yang meledak.

"Biasanya kejadian seperti ini berbahaya, karena alga sangat berbahaya, sebab selain bisa merusak sumber daya perikanan sampai ke manusia," katanya.

Ia meminta masyarakat agar tidak terlalu panik, walaupun kasus ini juga bisa mempengaruhi arus laut, sehingga pergerakan masa air tidak lagi normal, lalu terjadi Blooming Alga. 

"Memang blooming alga merupakan suatu peristiwa, dimana jumlah alga yang berada di perairan membludak jumlahnya. Alga adalah hewan mikroskopik yang menyerupai tumbuhan dan merupakan organisme yang umumnya terdapat di perairan disinari cahaya matahari," pungkasnya.

Sementara salah satu tokoh masyarakat setempat, Irwan Ahmad mengatakan, perubahan itu baru terjadi sekali dan ia memercayai bahwa merahnya air laut itu pertanda sesuatu akan terjadi.

"Tidak ada yang berani melaut. Kami sendiri takut ke laut karena memang air lautnya seperti darah," katanya.(iel)


Reporter: Sahril Samad

BERITA TERKAIT