Home / Nusantara

Akademisi Nilai Konflik Gubernur dan Wagub Malut Ada Kepentingan Pihak Lain

17 Maret 2020
Dr Helmi Alhadar

TERNATE, OT- Konflik Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba dan Wakil Gubernur M. Al. Yasin Ali, dinilai ada kepentingan pihak lain yang ikut memperburuk situasi.

Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Dr. Helmi Alhadar meyampaikan, sebenarnya konflik antara gubnur dan wagub ini tidak terlalu mngejutkan karena sejak awal setelah mereka dilantik sudah mulai terlihat.

Kata Helmi, ancaman keretakan hubngan diantara mereka akibat dari kemampuan komuniksi yang lemah dan rapuhnya pemerintahan mereka membuat kepentingan dari pihak lain jadi ikut memperburuk situasi dari kedua petinggi ini. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesolidan dari kedua pasangan ini. 

"Mungkin Wagub sudah cukup menyadari atas posisinya yang terus melemah, akibat pengaruhnya dengan menempatkan orang-orangnya di pemerintahan yang tidak terakomodir," jelas dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini.

Sehingga, lanjut Helmi, mengalami puncak kejengkelan dari wagub yang sudah tak tertahan lagi dan reaksinya sudah tidak terkontrol pada waktu pelantikan pejabat eselon II kemrin, mengingat sang wagub hanya berharap satu orang yang dititipkannya dapat diakomodir oleh gubernur yang nyatanya diabaikan. 

Untuk itu, terkesan bahwa wagub sudah sangat gergetan dengan ulah sang gubernur, yang memang kadang terkesan "menyepelekan" masalah. 

Namun begitu, menurut Helmi, reaksi dari wagub itu sangat disayangkan, mengingat perilaku yang reaktif itu tidak sepatutnya ditonjolkan di hadapan publik, karena mereka seharusnya merupkan panutan dari masyarakatnya. 

"Apalgi hal ini terjadi di tengah maraknya isu corona yang tengah mengancam kesehatan masyarakat, sehingga sudah selayaknya di momen seperti ini para elit di pemerintahan lebih menjalin kekompakan diantara mereka untuk mengantisipasi ancaman dari penyakit tersebut," kata Helmi.

Namun, Helmi mengaku, komunikasi yang buruk di tingkat elit termasuk diantara kedua tokoh ini, diduga akan dapat mengganggu efektivitas dari pemerintahannya, karena tidak akan berjalan efektif apalagi mereka lebih terkesan mengedepankan kepentingannya masing-masing, ketimbang memikirkan masyarakatnya yang sedang resah dengan kondisi yang ada ini. 

"Untuk itu, baik gubnur dan wagub harus bisa memperbaiki komunikasi mereka, kalau tidak maka kegaduhan-kegaduhan seperti ini akan terus berlanjut dan msyarakatlah yang paling sangat dirugikan," pungkas Helmi.(red)


Reporter: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT