Berdasarkan hasil investigasi Persiter Oldstar, dua nama yang terlibat dalam masalah ini sudah terungkap. Yakni, Mukaram Ali dan Alvian Rivai.
Keduanya memiliki peran berbeda. Alvian Rivai yang juga pelatih Persiter U-23 menyuruh salah satu pelatih bernama Mukaram Ali untuk mengambil ijazah Dedi Usman di Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar).
Asghar Saleh, salah satu korban yang difitnah kepada indotimur.com menyampaikan, pihaknya telah meminta keterangan dari Mukaram Ali dan Alvian Rivai. Hasilnya, disebutkan ada oknum pengurus KONI Provinsi Maluku Utara (Malut) yang menyuruh mereka.
Kata Asghar, pada 25 Oktober pukul 19.37 Wit, Dedi Usman menerima SMS yang isinya mereka memberitahukan bahwa Persiter tidak akan bermain di final, karena didiskualifikasi akibat protes dari lawan. "Sms itu diterima tepat setengah jam setelah Dedi dkk menang 2-1 atas Persita Tangerang dibabak semifinal piala Soeratin 2017," ujar Asghar.
Dia menjelaskan, Dedi Usman adalah pemain asal Jailolo yang menggunakan identitas sebagai Andi Hamanur bernomor punggung 99. "SMS itu dikirm setelah Mukaram mengambil ijazah asli Dedi Usman lalu ijazah itu difoto dan dikirim ke Alvian Rivai," terangnya.
Untuk itu, beberapa official Persiter U-17 langsung menanyakan ke Dedi Usman keberadaan ijazahnya. Menurut Dedi, ijazah aslinya berada di rumah Jailolo. “Ini menjadi pintu masuk kami untuk memulai investigasi, sehingga kami menyuruh Dedi menelpon orangtuanya dan menanyakan siapa yang datang ke rumah mengambil ijazah,” ujar Asghar.
Lanjut Asgahr, orangtua Dedi menyebutkan hanya Mukaram Ali yang datang meminta ijazah Dedi, dengan alasan Dedi akan bermain di Pekan Olahraga Nasional (PON) sehingga dibutuhkan ijazah untuk mendaftarkan Dedi sebagai pemaian PON.
Ketika nama Mukaram Ali disebutkan orangtua Dedi, para pemain Persiter Oldstar langsung mencari Mukaram dan meminta keterangan. Hasilnya, Mukaram mengaku dirinya yang mengambil ijazah Dedi di Jailolo.
Lebih jauh kata Asghar, Mukaram mengaku jika dirinya disuruh oleh Alvian Rivai dengan iming-iming Mukaram akan menjadi pelatih PON. “Menurut Mukaram, setelah ijazah itu difoto, langsung dikirim ke Alvian Rivai,” terangnya.
Sementara keterangan dari Alvian, kata Asghar, Alvian mengaku jika dirinya menyuruh Mukaram dan mengaku foto ijazah itu dikirm ke salah satu pengurus KONI provinsi. Tapi tidak mau menyebutkan siapa nama pengurus KONI tersebut. “Katanya dia (Alvian) tidak tahu siapa pengurus KONI itu. Jadi saat ini Alvian tidak jujur sepenuhnya,” tutur Asghar yang juga Manager tim persiter U-15.
“Alvian tetap ngotot, jika bukti foto ijazah asli Dedi dikirim ke pengurus KONI provinsi. Bukti foto ijazah asli Dedi Usman inilah yang jadi salah satu lampiran surat protes Persita Tangerang ke Panitia Disiplin Piala Soeratin di Yogya dan hasilnya Persiter didiskualifikasi," tutur Asghar.(red)






