TERNATE, OT - Salah satu peserta Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM) Tingkat II Angkatan III yang dilaksanakan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali,M. Tauhid Soleman membentuk Forum Penyelamat Air.
Forum ini dibentuk M Tauhid Soleman yang juga Sekretaris Daerah Kota Ternate, untuk mengatasi krisis air di Kota Ternate. Gagasan ini mendapat dukungan dari semua peserta yang hadir pada focus grup discussion (FGD), Selasa (31/10) kemarin di Benteng Oranje Ternate Tengah dengan melibatkan semua stakeholder terkait.
M. Tauhid Soleman mempersentasekan hasil survey yang dilakukan di 14 kelurahan di Kota Ternate Utara. Dimana dari presentase hasil survey proyek perubahan mengangkat tema “Ternate Green Tourism” itu mendapat dukungan dari semua peserta yang hadir.
Bahkan, mereka mendukung jika dibentuk Forum Penyelamat Air sesuai dengan gagasan yang disampaikan oleh M. Tauhid Soleman, guna menjadi pilot project kebijakan Pemkot Ternate.
Dalam
FGD itu dihadiri oleh semua tim efektif internal yang berkaitan dengan
air terutama Bappeda, PU, Lurah di 14 kelurahan dan tim efektif
eksternal yang terdiri dari PDAM, USAID, LSM Ake Gaale dan beberapa LSM
lain.
Mentor (Pembimbing) Arifin Umasangaji mengatakan, Forum Penyelamat Air ini anggotanya terdiri dari LSM yang peduli dengan air, kemudian SKPD terkait. Dalam FGD tersebut semua bersepakat untuk segera dibentuk tim penyelamat air yang merupakan salah satu inovasi dibuat oleh reformer .
“Dari hasil survey kemarin yang memgambil lokus di Ternate Utara terhadap 14 kelurahan, semua bersepakat kalau kedepan dibentuk Forum itu, dan besok mau dibahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga forum ini," katanya.
“Jadi forum ini harus diterapkan pada 2018, karena kedepan air menjadi persoalan dan reformer berharap kedepan Ternate jadi Green Tourism. Dimana turis pariwisata yang ramah lingkungan dan air selama ini menjadi persoalan, bahkan forum yang dibentuk ini pertama di Indonesia," jelasnya.
Sementara Reformer M. Tauhid Soleman menjelaskan, FGD ini merupakan salah satu tahapan Diklat PIM II berkaitan dengan masalah air dengan tema Ternate Green Torism. Selain itu, FGD ini dilakukan memiliki dua agenda yakni, pembentukan forum penyelamat air dan penyiapan rencana kerja forum penyelamat air.
"Hari ini peserta FGD setuju untuk dibentuknya forum penyelamat air dan pembahasan AD/ART dari Forum Penyelemat Air. Pada," ujarnya.
Dikatakannya, responden merespon untuk pembentukan forum penyelamat air sebagai satu forum yang bergerak secara terintegrasi dengan seluruh stakeholder, karena selama ini melakukan kegiatan pengelolaan air atau peduli dengan air.
Forum ini kata dia, akan bekerja sebagai mitra kerja pemerintah yang dapat mengkritisi dan memberikan kontribusi serta masukan pada pemerintah guna pengelolaan air kedepan. "Sesuai hasil survey, jika tidak dilakukan upaya saat ini maka pada 2030 nanti kondisi air bersih makin parah," katanya.
Dia menambahkan, kegiatan selanjutnya adalah melaunching terbentuknya forum penyelamat air dan membuat road map pengelolaan sumber daya air di Kota Ternate, sehingga akan diantisipasi pada 2030.
Dia menambahkan, Pemkot sendiri pada tahun 2018 akan memberikan dukungan anggaran agar forum ini dapat bekerja dengan maksimal. “Jadi nanti akan melibatkan stakeholder yang berasal dari internal Pemkot, instansi vertikal di Provinsi, tokoh masyarakat, agama dan tokoh adat, Satker dari Kementrian PU, Satker dari Kementrian Agraria termasuk LSM Fola Hijau, Save Ake Ga’ale, Camat, bahkan kelompok masjelis talim dan media," katanya.





