TERNATE, OT - Wakil Gubernur Provinsi Malut M. Al Yasin Ali, mendukung aksi protes sejumlah pasien positif covid-19, yang sedang menjalani karantina di Sahid Hotel, Senin (22/6/2020) kemarin.
Kepada sejumlah wartawan termasuk indotimur.com di kantor Wali Kota Ternate, orang nomor dua di jajaran Pemerintahan Privinsi Maluku Utara itu, menyampaikan, aksi yang dilakukan pasien positif covid-19 merupakan bentuk kekesalan karena hasil pemeriksaan swab lambat.
Dia menyebut, dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya tersisa lima Provinsi yang belum memiliki mesin PCR, termasuk Maluku Utara.
“Jadi jangan heran kalau pemeriksaan spesimen jadi lama. Selesai swab test masih harus dikirim spesimennya ke Manado atau Makassar. Jadi satu minggu baru kita bisa memperoleh hasil tes,” kata Wagub usai berdiskusi dengan Wali Kota dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kota Ternate di pantai 3 kantor Wali Kota, Selasa (23/6/2020).
Mantan Bupati Halmahera Tengah (Halteng) dua periode itu mengaku, harga mesin PCR hanya berkisar antara Rp 2 sampai 3 miliar, sementara dana yang disiapkan untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 148 miliar.
Karena itu dia menyayangkan sikap Gubernur yang tidak segera mengambil kebijakan untuk mengadakan mesin yang bisa menguji hingga 200 sampel swab per hari itu.
“Begitulah, semua tergantung penguasa di atas (Gubernur-red). Kalau saya yang perintah tidak mungkin mereka dengar,” aku Wagub.
Dia mengaku tidak diberi kewenangan dalam penanganan covid-19 di Maluku Utara, "Tugas saya pengawasan, untuk itu, hari ini saya kunjungan ke Kota Ternate untuk mengawasi kinerja gugus tugas," ujarnya.
"Semua ini tergantung juragan (Gubernur-red). Kalau juragan tidak perintah, kita bisa apa?” ungkap Wagub.
Terkait aksi protes pasien covid-19 di Sahid Hotel, politisi PDI-P itu memberikan dukungan, "aksi kemarin dilakukan pasien itu saya sangat mendukung," tegasnya. (thy)






