Home / Nusantara

Masyarakat Mafututu-Jiko Cobo Tolak Penutupan Pintu Masuk Itokici

11 Mei 2020
Penolakan FPM Mafututu- Jiko Cobo di Pelabuhan Itokici Tidore

TIDORE, OT- Masyarakat Mafututu- Jiko Coboyang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat (FPM) menolak rencana Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) menutup akses pintu masuk pelabuhan Itokici.

Koordinator aksi penolakan FPM Mafututu-Jiko Cobo, Dody Latif dalam rilisnya yang disampaikan ke redaksi indotimur.com, Senin (11/5/2020) menjelaskan, Pemerintah Tikep harus kerja maksimal mengaktifkan pemuda disetiap kelurahan sebagai partner tenaga medis dalam melawan Covid-19 ini.

Lanjut Dody, oleh karena itu kerjasama pemuda dan tenaga medislah yang perlu diutamakan. 

Menurutnya, persoalan penutupan pelabuhan penyeberangan Itokici Tidore-Ternate dan Mafututu-Ternate selama 2 minggu mulai dari tanggal 14 sampai 27 Mei 2020 sangat berakibat fatal terhadap pendapatan masyarakat kalangan bawah.

Menurutnya, karena di Mafututu-Jiko Cobo masyarakat merupakan latar belakang ekonomi sebagai petani, buruh, ABK, dan dibo-dibo yang pendapatannya sudah melampaui dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa sembako Rp. 600 ribu.

Namun, sekali lagi Rp. 600 ribu ini masih jauh dari kebutuhan sehari-hari warga yang mata pencahariannya bergantung pada akses pelabuhan laut di dua kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo.

Sehingga, dirinya meminta agar perlu penambahan jumlah BLT dengan mengambil dari anggaran kelurahan sebesar Rp. 200 juta untuk dapat membantu mendongkrak pemenuhan kebutuhan masyarakat selama penutupan akses pelabuhan.

Kata dia, Rp. 200 juta akan dibagikan dengan jumlah KK yg kurang lebih 400 KK di masing-masing kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo ditambah dengan Rp. 600 ribu maka jumlah BLT kurang lebih Rp. 1 juta.

Dirinya kembali menegaskan, FPM Mafututu-Jiko Cobo menolak penutupan pelabuhan Itokici-Ternate dan Mafututu-Ternate sebelum BLT dicairkan dalam jumlah yang sesuai, yakni perlu realisasi anggaran Rp. 200 juta yang diambil dari dana kelurahan untuk mendongkrak BLT.

Selanjutnya, menolak keterlibatan Tentara dan Polisi dalam jumlah besar untuk masalah Covid-19, cukup 1 Babinsa dan 1 Kamtibmas dan mengecam keras apabila terjadi tindakan represif fisik maupun psikologi terhadap warga Mafututu dan Jiko Cobo. 

Dia juga meminta agar Pemkot Tidore harus aktifkan pemuda terutama pemuda di kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo sebagai partner kerja, bersama dengan petugas Medis dalam pencegahan covid 19.

Serta, penuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang layak bagi petugas kesehatan dan pemuda yang terlibat dalam melawan Covid-19 nanti. (Rayyan)


Reporter: Rayyan

BERITA TERKAIT