Home / Nusantara

Jubir Covid-19 Kota Ternate Dinilai Tak Etis dan Bicara Tanpa Data

29 April 2020
Asghar Saleh

TERNATE, OT- Juru Bicara Percepatan Penanganan Corona Virus (Covid-19) Kota Ternate, Anas Conoras dinilai berbicara di media tanpa data. Pasalnya, ketika diminta data terkait jumlah pasien terkonfirmasi positif beralasan dirinya tidak tahu.

Kepada indotimur.com, Anas menyampaikan, pihaknya tidak memiliki data pasien positif secara rinci karena data itu hanya dimiliki Dinas Kesehatan Kota Ternate. “Yang ada hanya data jumlah pasien positif, tapi kalau rincian nama dan kelurahan ada di dinas Kesehatan,” jelasnya.

“Kalau data itu nanti hubungi pak dr Muhammad Assagaf di Dinkes,” singkatnya.

Ketika wartawan melakukan konfirmasi ke dr. Muhammad Assagaf, yang bersangkutan justru menyampaikan soal data atau masalah Covid semuanya melalui Jubir.

Hal ini mendapat tanggapan dari Direktur LSM Rorano, M. Asghar Saleh. Menurut Asghar, keterbukaan informasi pada masa pandemic ini akan sangat membantu masyarakat untuk mengikuti anjuran pemeritah.

“Kita ingin warga berpartisipasi tetapi semua informasi tertutup. Presiden sudah minta dibuka, pak Kapolda juga bicara yang sama. Tetapi kita malah saling membantah,” kata Asghar.

Di daerah lain, informasi soal perkembangan Covid-19 begitu transparan termasuk soal pasien positif. “Yang tidak boleh itu membuka nama pasien. Tapi kalau asal kelurahan atau riwayat perjalanan tetap dibuka agar masyarakat aware. Kita tak mungkin memusuhi keluarga, teman atau tetangga yang kebetulan terinfeksi. Virus ini bukan Aib,” tegasnya.

Asghar menyesalkan pola komunikasi yang dibangun Jubir Gugus Tugas. Jika informasi itu berkaitan dengan banyak orang namun belum tervalidasi kebenarannya maka sebaiknya jangan dulu diungkap. Dalam kasus berita Dua sekawan, mestinya Jubir mengklarifikasi berita itu dengan data. Jangan bicara tanpa data.  

“Tidak etis mengklarifikasi berita media yang menurut Gugus Tugas salah justru bukan pada media yang memuat. Kenapa bukan pada indotimur misalnya,” Kata Asghar.

Kasus berita ada karyawan Dua Sekawan yang positif corona menurutnya terjadi karena sejak awal datanya simpang siur. Fungsi jubir mestinya agar informasi satu pintu. Tetapi masalah malah ditanggapi banyak pihak sehingga public jadi tambah bingung.(glenipi)


Reporter: Zulkifli A. Yusuf

BERITA TERKAIT