TERNATE, OT - Puluhan tenaga penyuluh pertanian Kota Ternate, baru-baru ini menggelar pertemuan dengan Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman di ruang rapat kantor Bappelitbangda Kota Ternate.
Pertemuan yang turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kota Ternate, Thamrin Marsaoly dan Plt Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly itu, selain menyerap aspirasi para penyuluh, pertemuan ini juga sebagai ajang silaturrahmi Wali Kota dengan para penyuluh pertanian di Kota Ternate.
Kepala Distan Kota Ternate, Thamrin Marsaoly dalam keterangan resminya menyampaikan, dalam pertemuan tersebut, para penyuluh meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate memperhatikan peran penyuluh dalam menyukseskan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam mewujudkan Ternate Andalan.
"Karena upaya mewujudkan ekonomi yang mandiri, salah satunya adalah melalui sektor pertanian. Bahkan dalam situasi pandemi saat ini, salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar dalam rangka penanganan covid-19 adalah pertanian.
"Itu bisa diukur dengan UMP maupun pendapatan per kapita," kata Thamrin.
Dia mengaku, dalam pertemuan tersebut, para penyuluh berharap Pemkot Ternate memperhatikan soal kesejahteraan para penyuluh, dimana sejak tahun 2016 silam para penyuluh di Kota Ternate sebanyak 60 orang itu, tidak lagi mendapat biaya operasional.
"Hampir kurang lebih 3 sampai 4 tahun terakhir ini mereka (penyuluh-red) tidak lagi mendapat biaya operasional," ungkap Thamrin.
Atas penyampaian para penyuluh, Pemkot berjanji, akan mengakomodir pada APBD 2022, apalagi dalam penyusunan Renja SKPD serta RPJMD, sektor pertanian juga menjadi prioritas, "tentu semua akan dilakukan secara bertahap, mengingat keterbatasan anggaran," tukas Thamrin.
Selain soal kesejahtraan, sambung Thamrin, para penyuluh di Kecamatan Batang Dua, Hiri dan Moti (BAHIM) juga meminta agar sarana pendukung seperti gedung perkantoran juga disiapkan.
Meski begitu, lanjut Thamrin, masing-masing penyuluh saat ini sudah dibekali dengan motor dinas, namun biaya operasional juga penting untuk diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kinerja penyuluh melayani petani.
Dia menyatakan, sektor pertanian di Kota Ternate tidak seperti pertanian di daerah lain, "misalnya Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Barat, atau bahkan Halmahera Utara. Akan tetapi sektor pertanian berbasis perkotaan harus tetap didorong," tegasnya. Selain itu, Thamrin menilai bahwa jumlah penyuluh di Kota Ternate juga masih kurang, jika ditunjau dari jumlah Kelurahan di Kota Ternate.
Dengan jumlah 60 orang tenaga penyuluh sementara jumlah Kelurahan sebanyak 77, tidak signifikan dalam memberikan pelayanan.
"Satu Kelurahan. membutuhkan 1 penyuluh. Pada dasarnnya, 1 penyuluh harus membina 5 sampai dengan 10 kelompok tani. Sementara kelompok tani di Kota Ternate berjumlah 250 kelompok," ungkap Thamrin.
"Jadi dari jumlah penyuluh yang sekitar 60 orang ini, ketika dibagi ke jumlah kelompok tani yang ada, kan belum cukup. Olehnya itu, kami berharap penyuluh bisa ditambahkan melalui rekrutmen ASN nanti," harapnya.
Dia menjelaskan, dari 60 sekian penyuluh tersebut tersebar di seluruh Kecamatan Kota Ternate. Namun yang terbanyak, berada pada Kecamatan yang memiliki potensi pengembangan pertanian. Contohnya di Ternate Barat, Ternate Pulau, Ternate Selatan, sebagian Ternate Utara, dan tiga Kecamatan terluar, yakni Hiri, Moti, dan Batang Dua.
(fight)