TERNATE, OT - Poltekkes Kemenkes Ternate, mengadakan kuliah tamu dengan tema "Kontinum Manajemen Bencana Menurut Internasional Of Nurses sebagai Kompetensi Keperawatan"
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Multi Fungsi Poltekes Kemenkes Ternate itu, menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Kuliah tamu yang dihadiri oleh 100 mahasiswa jurusan keperawatan ini, menghadirkan pemateri Ns.Moh.Syafar Sangkala S.Kep.MANP Ketua DPW Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGAPI) wilayah Sulawesi Selatan dengan judul materi "Keperawatan Bencana Peran dan Kompetensi Perawat dalam Penanganan Bencanan"
Moh.Syafar di sela-sela pemberian materi penyampaian, ada tiga level kompetensi perawat bencana menurut Internasional council Of Nursing(ICN) diantaranya, level I terdiri dari Staff perawat rumah sakit, klinik dan puskesmas,
Sememtara level II adalah perawat yang ditugaskan sebagai pemimpin dalam organistation emergency plan atau seorang perawat yang mewakili profesi pada rumah sakit tertentu.
"Kemudian llevel III adalah perawat yang sering ditugaskan sebagai perawat bencana baik skala nasional maupun international,perawat militer ataupun perawat yang melakukan penelitian keperawatan bencana komprehensif," kata Syafar.
Menurutnya, perawat adalah profesi kesehatan terbesar dan selalu berada di garis terdepan bencana, untuk itu perawat dituntut untuk terus- menerus memperbaharui pengetahuan dan ketrampilannya.
"Tujuan keperawatan bencana adalah untuk memastikan bahwa perawat terbaik dapat di berikan selama semua fase bencana dimana ketrampilan dan kompetensi dasar keperawatan diperlukan,ketrampilan yang dimaksud di sini adalah kemampuan berpikir kritis,adaptabilitas, teamwork dan clinical leadership,ketrampilan-ketrampilan ini jika dikombinasikan dengan pengetahuan tentang masyarakat yang terdampak bencana maka tujuan keperawatan bencana itu akan terwujud".jelasnya.
Dia menambahkan, yang menjadi tantangan keperawatan bencana di Indonesia saat ini adalah kondisi geografis di Indonesia serta bencana yang terjadi di masa pandemi covid 19".ungakapnya
"Dari capaian kompetensi yang diraih dalam pendidikan keperawatan kemudian diterapkan dalam keperawatan bencana maka bisa mencapai pengurangan resiko bencana", tutupnya
(mg_ot)