TERNATE, OT - Sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) telah dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate.
Kegiatan ini, melibatkan 40 peserta yang sebagian besar TP-PKK di Kelurahan Tafure, Kecamatan Ternate Selatan.
Program ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan kapasitas akademik, namun juga bertujuan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat melalui inovasi yang berkelanjutan.
Berlandaskan prinsip kemandirian, profesionalitas, dan kewirausahaan, kegiatan ini menjadi sarana penerapan ilmu secara langsung dalam menjawab persoalan nyata di masyarakat.
Kegiatan PKM ini diselenggarakan pada tanggal 20 Juli 2025 dengan tema “Transformasi Limbah Kulit Pisang Goroho Khas Ternate Menjadi Produk Hand Sanitizer Bernilai Ekonomis” yang dipusatkan di Kelurahan Tafure, Kecamatan Ternate Utara.
Kegiatan ini didukung oleh pendanaan DPPM Kemdiktisaintek tahun 2025 dengan menyasar kelompok ibu-ibu PKK sebagai peserta utama. Sedikitnya 40 peserta turut berpartisipasi aktif dalam pelatihan yang berlangsung selama satu bulan penuh.
Program ini dipimpin oleh apt. Hesti Trisnianti Burhan, S.Farm., M.Farm., yang didampingi oleh tim dosen yaitu apt. Muhammad Subhan A. Sibadu, S.Farm., M.Si dan Hairani Yainahu, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain itu ada mahasiswa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang ikut serta dalam kegiatan ini.
Kegiatan dibuka oleh Ketua TP-PKK Kelurahan Tafure, Ny. Mira Agung, yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif yang tidak hanya memanfaatkan limbah lokal tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi perempuan di lingkungan tersebut.
Sesi utama kegiatan berupa pemaparan materi edukatif mengenai manfaat kulit pisang Goroho yang selama ini dianggap sebagai limbah, padahal mengandung senyawa bioaktif seperti saponin dan flavonoid yang terbukti memiliki sifat antibakteri dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri terutama Staphylococcus aureus.
Materi juga mencakup pentingnya keamanan bahan, standar produksi, dan potensi produk dalam pasar kesehatan alternatif.
Pelatihan teknis yang diberikan mencakup seluruh proses pembuatan produk, mulai dari ekstraksi bahan aktif, formulasi cairan hand sanitizer, pengemasan dan pelabelan produk, hingga manajemen usaha kecil. Produk akhir yang diberi nama Haniture dikemas dalam botol spray berukuran 75 ml.
Tim PKM juga membekali peserta dengan pelatihan pemasaran digital, termasuk penggunaan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp Business.
Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan keterampilan dan pemahaman peserta dalam pengembangan produk herbal berbasis potensi lokal.
Melalui kegiatan ini, para ibu rumah tangga tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat dikembangkan menjadi usaha mandiri.
Program ini sekaligus menjadi contoh bahwa inovasi dari bahan sederhana seperti limbah kulit pisang, bila didampingi oleh pendekatan ilmiah dan pelatihan yang tepat, mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
“Dulu kulit pisang hanya dibuang, sekarang bisa jadi sumber penghasilan dan membantu menjaga kesehatan keluarga,” ujar Ny. Mira Agung, Ketua PKK Tafure, dengan bangga.
Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan dan berpotensi meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga bisa memberikan solusi alternatif berbasis alam untuk menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat.
PKM ini membuktikan bahwa dari bahan sederhana, jika dikelola dengan ilmu dan semangat kolaboratif, bisa lahir produk yang berdampak besar bagi komunitas lokal.
(fight)