Home / Opini

Paradoks Kemerdekaan

Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah pegiat Pertambangan
18 Agustus 2022
Ahlan Mukhtari Soamole 

    Kemerdekaan adalah keleluasan jiwa dan raga dari ketertindasan, kejumudan dan kemelaratan. Kemerdekaan merupakan tingkatan tertinggi dari kebebasan seperti dalam ungkapan Eric From dalam bukunya lari dari kebebasan menunjukan bahwa manusia merdeka terlepas dari kungkungan kapitalisme menghisap kebebasan.

Dalam istilah Himpunan mahasiswa Islam kemerdekaan melekat dalam suatu kesejahteraan, kesejahteraan jiwa dan raga, terlepas dari kejumudan berpikir keterbelakangan. Kemerdekaan, kesejahteraan adalah fondasi utama manusia dalam memaknai hidup secara beriman, berilmu dan beramal.

Merdeka dalam keberimanan berarti kita tak berada lagi pada batasan-batasan maerialis meniadakan kekuasaan Ilahi, merdeka dalam keimanan adalah hak asasi setiap manusia memperoleh pintu-pintu menuju pada kebenaran dengan keyakinan dan keteguhan iman.

Merdeka berilmu, bung Karno sewaktu-waktu mengungkapkan kekayaan alam tersedia di Indonesia janganah dulu bangsa lain mengelola sebelum sumber daya manusia bangsa sendiri mampu mengelola, bukankah terjadi saat ini kekayaan alam Indonesia sebagian besar telah dikuasai oleh bangsa lain di antaranya Amerika Serikat-China, perkataan bung Karno secara tak langsung adalah suatu pemberitahuan untuk menuntut dan memperoleh Ilmu Pengetahuan atau merdeka berilmu.

Kemerdekaan beramal berarti setiap warga negara adalah saudara sebangsa dan setanah air, perjuangan satu, tenggang rasa, empati, gotong royong, saling tolong-menolong suatu nilai budaya demikian merupakan pilar kemajuan menuju masyarakat adil dan makmur. Ketika setiap bangsa saling peduli terhadap satu dengan lain maka seyogyanya dapat menciptakan masyarakat merdeka berdaulat adil, dan makmur.

Beramal merupakan upaya dapat melepaskan manusia dari perbudakan dan kemiskinan meskipun sejatinya kerja adalah hak setiap warga bangsa menjadi prioritas utama.

Kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai usia 77 tahun ini, sepatutnya menjadi renungan kolektif untuk menyadari ke mana kemerdekaan ini membumi.

Bila kemerdekaan telah membumi tak ada lagi penindasan, ketimpangan penjajahan. Bung Karno pernah berujar sesungguhnya kita belum merdeka sebab masih dijajah bangsa sendiri. 

    Secara mendasar keterjajahan oleh bangsa sendiri akibat kekuasaan oligark menindas, kaum elit menguasai penuh kekayaan alam, rakyat termarjinakan, dewan rakyat kerap seremoni di parlemen sehingga cita-cita kemerdekaan hanyalah momok belaka. Bangsa Indonesia adalah bangsa besar memiliki ragam adat, budaya, suku bangsa, terlebih memiliki kandungan sumber daya alam melimpah namun kekayaan alam itu sepenuhnya dimiliki oleh beberapa negara adidaya AS-China sebagaimana kekayaan sumber daya alam pertambangan dikuasai oleh AspChina pada kontemporer.

Sejatinya keanekaragaman kekayaan alam melimpah primadona sebagai harapan dapat menyejahterakan rakyat Indonesia seperti terkandung dalam amanah konstitusi ‘ Bumi, air dan kekayaan alam terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara diperuntukkan sebesa-besar kemakmuran rakyat’. 

Pada gilirannya bila amanah itu terpenuhi secara eksplisit maka, kemerdekaan menunjukan makna mendalam secara berarti, kesejahteraan jiwa dan raga sebaliknya adalah paradoks kemerdekaan.

 (penulis)


Reporter: Penulis
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT