Home / Nusantara

KPID Gelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Dan Bela Negara

29 Juli 2017
TOBELO, OT � Untuk menangkal masuknya paham radikal serta pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Maluku Utara, bekerjasama denngan Yayasan Halmahera Membangun Bangsa, menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara, di klinik Hohidiai pada Sabtu (29/7/2017). Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua KPID Provinsi Malut, Rudi Tindage, Wakapolres Halut, Kompol A S. Ibnu Hadjar, Kasdim 1508 Tobelo, Mayor Inf Robi Manuel, Sekretaris Kesbangpol Halut, Samsudin Rasyid, serta akademisi yang juga mantan ketua KPID, Nardiansyah Noor. Dalam materinya, Wakil Ketua KPID Malut, Rudi Tindage mengatakan, kondisi bangsa Indonesia saat ini dalam ancaman dari berbagai pengaruh dunia, maka pengamalan nilai-nilai Pancasila harus selalu ditanamkan dalam hidup bernegara. "Kiranya uotput dari kegiatan ini dapat memanfaatkan bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Untuk disosialisasikan kepada masyarakat terkait nilai-nilai pancasila," kata Rudi di hadapan peserta sosialisasi. Sementara, Akademisi UMMU Ternate, Nardiansyah Noor menegaskan, ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, sehingga siapapun yang mengancam Pancasila harus dibubarkan, �NKRI, Bhineka Tunggal Ika harga mati. Jika situasi kamtibmas sudah mengganggu keamanan, maka sudah pasti pihak aparat mengambil tindakan,� katanya. Menurutnya, bahaya laten merupakan suatu ancaman yang tidak dilihat oleh kasat mata, tapi bisa dirasahkan dampaknya. Pada lesempatan tersebut, Sekretaris Kesbangpol Halut, Samsudin Rasyid menyampaikan, wawasan kebangsaan bukan hanya berbicara pada bangsa, tapi pada bumi dan air. "Sehingga ada kehendak secara sadar dari unsur masyarakat untuk menjadi satu, memiliki tujuan yang sama dan memiliki sejarah yang sama," kata Samsudin. Sedangkan materi yang disampaikan Kasdim 1508 Tobelo, Mayor Inf Robi Manuel, adalah pentingnya bela negara terhadap ancaman dari negara luar seperti teroris, penyelundupan senjata api. �Dalam menangkal ini, semua komponen keamanan harus terlibat untuk mengamankan. Pelu adanya penguatan secara politik, ekonomi, budaya ideologi agar masyarakat kita jangan mudah diprovokasi ke hal yang tidak baik," ajak Kasdim. Menurutnya, bangsa Indonesia terbingkai dalam Kebhinekaan RI secara suku, agama, sehingga masyarakat harus sadar bahwa pada hakekatnya satu. "Solusi cinta akan tanah air harus mengembalikan jati diri bangsa dari sejarah perjuangan. Jangan mau menang sendiri," tendasnya. Sementara itu, Wakapolres Halut, Kompol A S. Ibnu Hadjar menegaskan, bela negara bukan hanya angkat senjata, tapi tekad perlaku warga negara atasi cinta terhadap tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. "Bela negara merupakan kehormatan sebagai warga negara," kata Ibnu Dia menambahkan, bela negara bukan hanya soal kamtibmas, namun persoalan miras, paham radikal teroris, juga harus dilawan oleh selurub komponen masyarakat. (dns)<(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT