TERNATE, OT - Ratusan sopir angkutan kota (angkot) dari berbagai trayek yang beroperasi di wilayah Kota Ternate mogok massal sebagai bentuk protes terhadap maraknya transportasi berbasis “online” di Kota Ternate.
Para sopir angkot meminta Pemerintah Kota Ternate untuk membuat zonasi untuk driver online serta membuat aturan yang jelas terhadap keberadaan driver online di Kota Ternate.
Aksi mogok para sopir ini telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya warga Ternate khususnya di Kecamatan Ternate Barat dan Pulau Ternate merasa kesulitan akbat aksi mogok ini.
Warga kota terutama pengguna angkot meminta Pemerintah Kota Ternate melalui instansi tekhnis segera mengambil langkah agar aksi ini (mogok) segera diakhiri.
Sejumlah warga di Kelurahan Gambesi Kecamatan Ternate Selatan yang berprofesi sebagai pedagang di pasar Gamalama paling merasakan dampaknya.
Warga yang harus mengangkut barang dagangan ke pasar terpaksa mengeluarkan ongkos lebih banyak karena harus menggunakan transporasi alternatif (ojeg), "sudah dua hari barang dagangan kami diangkut pakai ojeg dengan harga yang cukup mahal, karena tidak ada angkot yang beroperasi," aku salah satu warga Gambesi yang setiap hari berjualan kangkung.
Dia mengaku jika harus menggunakan ojeg, maka biaya trasportasi ke pasar semakin mahal, "kalau mikro (angkot) hanya Rp10 ribu, tapi kalau pakai ojeg harus Rp20 ribu," kesalnya.
BACA JUGA : Puluhan Sopir Angkot di Ternate Unjuk Rasa Minta Pemkot Intervensi Driver Online
Hal ini juga dikeluhkan para mahasiswa yang sehari-hari mengandalkan angkutan umum (mikrolet) sebagai sarana transporasi ke kampus
Mereka mengaku harua mengeliarkan biaya ekstra untuk membayar ojeg ke kampus maupun sebaliknya dari kampus ke rumah. "Awalnya kami tidak tau kalau ada aksi mogok sopir angkot, nanti setelah melihat di media baru kami tau ada aksi mogok angkutan kota," ujar Dian (23) mahasiswi salah satu perguruan tinggi ternama di Ternate.
Dia mengaku baru mengetahui ada aksi mogok pada Rabu (12/11/2025) pagi setelah membaca media, "dari hari Senin itu saya terlambat ke kampus karena harus menunggu angkot," kesalnya.
Dian juga menyatakan harus mengeluarkan biaya ekstra karena menggunakan transporasi alternatif (ojeg) untuk ke kampus. “Biasanya naik mikro ke kampus, tapi sudah dua hari ini naik ojek dengan harga yang mahal," ucap Dian seraya berharap Pemkot Ternate segera mengambil langkah agar aksi ini tidak berkepanjangan.
Dia juga meminta, Dinas Perhubungan Kota Ternate segera menyelesaikan aksi mogok sopir angkutan umum sehingga aktivitas bisa kembali normal.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Ternate, Maluku Utara, menggelar aksi protes di depan kantor Wali Kota Ternate, Senin (10/11/2025) kemarin.
Selain berorasi, puluhan angkot jenis mikrolet juga melakukan aksi mogok dengan memarkir kendaraan di sepanjang kawasan jalan Pahlawan Revolusi (depan kantor Wali Kota).
Para sopir angkot meminta Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Perhubungan, DPMPTSP dan instansi terkait lainnya untuk segera menindak lanjuti sejumlah tuntutan.
Para sopir menuntut Pemkot Ternate melalui Dinas Perhubungan segera mengembalikan fungsi terminal, menertibkan pedagang, memberi kemudahan bagi angkot untuk mengangkut penumpang di terminal serta meminta DPMPTSP menertibkan izin driver online (grab dkk).
(fight)






