Home / Nusantara

IMM Malut Minta Petugas Pelabuhan Intens Lakukan Pengawasan

Alfajri : Jangan Sudah Terjadi Baru Saling Menyalahkan
30 Agustus 2021
Ketua Umum DPD IMM Malut, Alfajri A. Rahman

TERNATE, OT - Kecelakaan laut (Laka laut) yang kerap terjadi di wilayah perairan laut Maluku Utara (Malut) mendapat sorotan dari Ikatan Mahasiswa Muhamadiah (IMM) Maluku Utara.

Dalam rilisnya, Dewan Pengurus Daerah (DPD) IMM meminta pihak terkait, baik Dinas Perhubungan (Dishub), Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) maupun pihak terkait lainnya untuk intens melakukan pengawasan terhadap aktifitas laut di sejumlah pelabuhan yang melayari rute Bastiong-Rum, Mangga Dua-Sofifi, Kota Baru-Guraping, Dufa-Dufa-Jailolo maupun Gamalama-Sidangongli.

Ketua Umum DPD IMM Malut, Alfajri A. Rahman, Senin (30/8/2021) menyatakan, kecalakaan laut yang kerap terjadi di wilayah perairan Malut, sebagian besarnya disebabkan minimnya pengawasan dari instansi terkait.

Dia berharap, petugas yang berada di pelabuhan  harus lebih waspada dan selalu melakukan pengawasan secara maksimal, baik segi keamanan, kenyamanan hingga hal-hal tekhnis terhadap speedboaad yang akan berlayar.

“Kami minta petugas harus sering kontrol speedboad, ketika giliran mengangkut penumpang, jangan hanya menyuruh para penumpang naik, tapi ketika dalam perjalan mesin macet bahkan tidak hidup,” kesalnya.

.

Dikatakan, semestinya petugas lebih memprioritaskan keselamatan penumpang dibanding pendapatan melalui tiket maupun karcis masuk pelabuhan, sebab hal-hal tekhnis pelayaran kerap diabaikan petugas.

“Yang menjadi masalah saat ini di petugas kita nanti terjadi kecelakaan laut baru fungsi kontrol dilakukan,” katanya.

Alfajri menyebut, kerap menemukan jumlah penumpang tidak sesuai sheet atau kapasitas, sebab temuan di lapangan, ada speedboat 3 mesin dengan kapasistas penumpang 16 orang, namun penumpang yang naik sampai 18 orang ditambah 2 ABK, "kami minta harus ada kontrol serius dari petugas baik dishub, dan KSOP sebagai otoritas pelayaran di Maluku Utara," tukasnya.

Selain itu, dia juga menyoroti sejumlah fasilitas seperti ruang tunggu yang semestinya menjadi tempat istirahat bagi penumpang, sudah menjadi tempat tidur bahkan ada juga yang berjualan di dalam ruang tunggu.

"Ini juga harus menjadi perhatian serius pihak-pihak yang memiliki kewenangan. “Saya kira ini terjadi di pelabuhan semut Mangga Dua dan pelabuhan speedboad Sofifi,” tutupnya.

 (fight)


Reporter: Gibran
Editor: Fadli

BERITA TERKAIT