TERNATE, OT - Perusahaan Air Minumum Daerah (PDAM) Kota Ternate mencatat, tunggakan pelanggan air di kota Ternate setiap bulan mencapai kurang lebih Rp 4 milliar. Hal ini, disebabkan prilaku atau kebiasaan pelanggan yang menunggu petugas PDAM datang melakukan pemutusan meteran air baru dilakukan pembayaran.
Direktur Utama PDAM Ternate Syaiful Djafar mengatakan, kebiasaan masyarakat itu, terus terjadi bahkan setelah dilakukan pembayaran, warga kembali enggan membayar selama empat hingga lima bulan dan ketika petugas datang, baru mereka kembali membayar.
Menurutnya, perilaku pelanggan ini dianggap tidak mendukung dalam arti ketika air tidak jalan baru pelanggang mulai protes, "padahal kalau kita mau menuntut, contohnya berapa pelanggan di kota Ternate yang tidak terima air secara normal, kemudian kita tanya berapa berapa pelanggang tidak membayar tunggakan maka PDAM bisa mengklaim bahwa pelanggan tidak bayar normal adalah 30 persen dari 30 ribu pelanggang di kota Ternate," kata Syaiful.
Dari amgka ini, kata dia, kurang 8 sampai 9 ribu, apakah 8 atau 9 ribu menerima air. "Itu artinya tunggangkan air selama awal bulan itu mencapai 4 milliar," ungkap Syaiful.
Menurut Syaiful, biasanya tunggakan mengicil ketika petugas PDAM turun lapangan untuk melakukan gerakan yang sedikit besar dalam artian petugas harus turun di lapangan untuk melakukan pemutusan. "Miasalnya kalau saya bilang hari ini torang turun di Kalumatan sapu rata semua jadi ada pelanggang punya tunggakan sampai 2 hingga 4 bulan kalau belum membayar maka secara otomatis langsung diputus, cuma sakarang masalahnya karena jumlah pelanggang terlalu banyak sehingga PDAM punya kemampuan untuk memutus sambungan sekarang melakukan dengan cara-cara yang lama", tambahnya.
Namun saat ini, kata dia, PDAM memiki memiliki konsep baru tapi membutuhkan waktu. Cara baru adalah setiap penunggak PDAM akan memasang alat yang namanya and lock artinya kuncinya hanya dipegang oleh pihak PDAM, "jadi istilahnya satu kunci untuk semua jadi umpanya di satu lokasi ada 20 rumah sudah terpasang and lock maka saat saya tutup, 20 rumah langsung air tidak jalan," ujarnya.
Meski demikian, Syaiful memgaku, ketersediaan alat and lock masih terbatas sehingga baru kepada pelanggan baru yang dipasang, sedangkan untuk pelanggan lama, alat tersebut baru akan dipasang jika pelanggan tersebut terlambat atau memiliki tunggakan.
"Alat baru and lock ini mulai diterapkan saat ini karena alatnya untuk sementara ini belum terlalu banyak kecuali ada pemasangan pelanggang baru langsung dipasang alat tersebut kalau untuk pelanggang lama belum ada maka kita harus rubah jadi yang PDAM rubah itu pelanggang yang ada tunggakan kalau pelanggang yang tidak punya tunggakan maka kita tidak akan rubah," tutup Syaiful.(thy)



