Home / Opini

Koperasi Jadi Bentuk Alternatif Mengelola Klub Sepakbola

Oleh : Miraz M Akbar
21 Januari 2020
Miraz M Akbar

Koperasi Jadi Bentuk Alternatif Mengelola Klub Sepakbola

Oleh : Miraz M Akbar

Barcelona effect !!! pada tahun 2010 David Boyle menulis sebuah buku saku berjudul “BARCELONA FANS OWNERSHIP AND THE FUTURE OF FOOTBALL” buku saku ini segera dibagikan kepada suporter oleh Koperasi inggris dalam buku saku itu David Boyle mengurai bagaimana cara meningkatkan sepakbola inggris dengan pendekatan klub sepakbola spanyol yaitu Barcelona, dalam buku saku itu juga memuat hasil survei dimana 56% suporter di inggris percaya bahwa klub sepakbola akan berada ditangan yang baik jika dimiliki secara koperasi oleh para suporter, menariknya lagi 83% suporter Manchester United dan 72% suporter Liverpool menyatakan pendapat klub akan baik jika itu dimiliki secara koperasi. Di spanyol bukan hanya Barcelona yang berbadan hukum koperasi Ada Real madrid, Atletico bilbao, dan osasuna klub-klub ini masih bertahan dengan sistem koperasi dimana suporternya menjadi anggota klub (pemilik klub) mereka berhak memilih atau bahkan mencalonkan diri menjadi Presiden klub, semuanya sangat demokratis suporter tidak lagi di manfaatkan hanya untuk mendapatkan keuntungan buat klub dengan membeli tiket, marchendise, dan lain-lain tetapi lebih jauh lagi suporter bisa berperan menentukan kebijakan-kebijakan di klubnya dengan mendaftarkan dirinya menjadi anggota klub. 

Hampir di seluruh dunia klub sepakbola itu berbadan Hukum Perseroan Terbatas (PT) hanya Fc Barcelona, Fc Real Madrid, Atletico Bilbao dan Fc Osasuna yang sampai sekarang masih setia dengan badan hukum Koperasi dan masih berjalan hingga sekarang. Di barcelona anggota klub disebut Socios para socios Barcelona berjumlah kurang lebih 200.000 socios dan pasti akan terus bertambah setiap tahunnya, ikatan yang kuat antara socios dan klub membuat Barcelona dapat bersaing dengan klub-klub berbadan hukum Perseroan yang rata-rata dikuasi oleh satu orang kaya, dikutip dari Kompas.com ditahun 2020 Berdasarkan data dari Deloitte Football Money League Barcelona dinobatkan sebagai klub terkaya di dunia menggeser posisi Real Madrid yang juga sama-sama berbadan Hukum Koperasi, pada musim 2018-2019 Barcelona meraih pendapatan 840,8 Juta euro bayangkan saja klub berbadan Hukum Koperasi bisa memperoleh pendapatan yang besar mengalahkan klub yang berbadan hukum Perseroan ini menandakan bahwa sistim koperasi jika dijalankan dengan benar dan baik bisa bersaing dengan klub-klub berbadan hukum perseroan. 

Suporter Bisa Selamatkan Persiter 

Berkaca pada Barcelona yang kepemilikannya berada ditangan para Anggota klub (suporter) sudah saatnya para suporter fanatik Persiter Ternate memikirkan langkah-langkah untuk mengangkat kembali Persiter ke pentas nasional, salah satu caranya adalah dengan meniru apa yang Fc Barcelona lakukan sehingga Persiter dapat keluar dari masalah finansial menahun yang menyebabkan persiter tak bisa berbicara banyak dipentas nasional 15 tahun terakhir ini waktu yang terlalu lama ditengah industri sepakbola indonesia yang sedang berkembang dan banyak contoh-contoh klub sepakbola indonesia yang sudah selamat dari ketergantungan terhadap APBD bisa mandiri bahkan menguntungkan buat daerah dimana klub itu berdomisili. Disini diperlukan peran yang begitu besar dari para suporter untuk mendorong persiter menjadi mandiri,profesional, dan modern jangan lagi terhanyut apalagi tertidur karena Ternate dikenal lewat jejak-jejak sejarahnya dan prestasi Sepakbolanya Persiter adalah harga diri masyarakat Ternate dan Maluku Utara. 

Melihat banyaknya klub-klub di indonesia yang mulai mandiri dan profesional sudah seharusnya para pemilik-pemilik klub yang ada di maluku utara bisa menjadikan contoh klub-klub yang telah berhasil mandiri dan profesional bahkan klub-klub tradisional seperti Persipura dan Persela lamogan masih tetap survive hingga sekarang jangan lagi ada alasan tak ada sumber pendanaan, tak ada sumber daya manusia yang bisa mengelola klub secara profesional, semuanya tersedia hanya perlu kemauan saja dari para pemilik klub yang notabene adalah para kepala daerah.(penulis)


Reporter: Penulis

BERITA TERKAIT