Home / Indomalut / Tidore

Demo di Tidore, Masa Aksi Minta Kapolri Undur Diri dan Pelaku Pembunuhan Diadili

01 September 2025
Masa Aksi di depan Polresta Tidore

TIDORE, OT - Sejumlah masa aksi yang tergabung dalam Kelompok Pro Demokrasi menggelar aksi demonstrasi dengan berjalan kaki atau longmarch menuju Polresta Tidore, Senin (1/9/2025). 

Aksi ini dilakukan oleh masa dengan membentangkan bendera organisasi, spanduk tuntutan, serta poster- poster kritik, juga dengan orasi yang menyuarakan mosi tidak percaya kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Aksi ini merupakan respon atas peristiwa tragis yang menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi di sekitar Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (28/8/2025).

Insiden tersebut dinilai mahasiswa sebagai bukti nyata penyimpangan aparat penegak hukum dari tugas pokok dan fungsinya.

Dalam orasinya, Koordinator Aksi Aldi Rizaldi menegaskan, aksi kali ini bukanlah reaksi sesaat, melainkan akumulasi panjang dari praktik represif kepolisian sejak 2019.

“Kami menilai kepolisian telah bergeser dari fungsinya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Aparat seharusnya menjaga keamanan, bukan menjadi alat kekuasaan. Jika penegak hukum bisa bersikap adil dan profesional, maka tidak akan ada lagi korban jiwa dan pelanggaran hak rakyat,” ujarnya di hadapan massa.

Selebaran yang dibagikan kepada publik turut memuat kronologi peristiwa serta dasar hukum yang dilanggar.

Mereka menyinggung Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, khususnya Pasal 13 dan 14, yang menegaskan kewajiban polisi menjaga keselamatan jiwa masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Bagi mahasiswa, wafatnya Affan adalah bukti pengingkaran terhadap amanat undang- undang.

Aldi menjelaskan, dari hasil musyawarah internal, mahasiswa merumuskan enam tuntutan utama yaitu Mengadili pelaku pembunuhan di peradilan umum, Mendesak Kapolri mundur dari jabatannya, Melakukan reformasi menyeluruh di tubuh Polri, Menghentikan kekerasan terhadap massa aksi, Menghentikan intimidasi kepada mahasiswa dan masyarakat serta Menangani massa aksi sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Pantauan indotimur.com di lokasi depan Polresta Tidore, massa aksi sempat berhenti dan membentuk barisan rapat, sorak yel-yel menggema semakin keras, diiringi bendera organisasi dan spanduk tuntutan yang dikibarkan tinggi.

Petugas kepolisian terlihat berjaga dengan barisan pengamanan standar, tanpa perlengkapan berlebihan. Situasi berlangsung dalam suasana tegang namun terkendali.

Perwakilan mahasiswa bergantian menyampaikan orasi di depan gerbang Polresta. Mereka menegaskan bahwa aksi ini tidak ditujukan untuk menciptakan kericuhan, melainkan menyuarakan keresahan rakyat terhadap kinerja kepolisian.

 (Rayyan)


Reporter: Rayyan
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT