Home / Opini

CORONA DAN DRAMATISASI MEDIA

Jaidi A Gani Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya
03 April 2020
Jaidi A Gani Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya

CORONA DAN DRAMATISASI MEDIA

Jaidi A Gani
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya

Separuh dunia di hebohkan pemberitaan dengan adahnya Corono virus atau Covid-19, yang melumpuhkan segala aspek ekonomi, pendidikan, perbankkan, semua berhenti dan lumpu total oleh karena pencegahan penyebaran covid-19.

Corona virus atau Covid-19 secara medis suda di beritakan bisa di atasi dengan memprioritaskan kebersihan, olahraga, menjaga polah makan dan kekebalan tubuh, jau dari aktifitas keramaian  tentu keberadaan covid-19 tidak seperti hal yang menakutkan.

Kewaspadaan perluh untuk menjaga tidak tersebarnya virus ini terutama mengikuti himbauan pemerintah dan medis, agar penularanya tidak tersebar. maka dari sini kurangi kepanikan dan kecemasan untuk tidak berlebian menanggapi informasi yang di beritakan, bila mana kejadian itu belum di ketahui kebenarannya.

Harap menggunakan media yang bijak dan positif, seperti pemberitan di sosial media dari, Facebook, Istagram, Twitter, dan media konfensional lainnya. Corona benar benar ada dari sekian juta penduduk bumi sebagianya suda terpapar positif Corona.

Indonesia saat ini, sebagaimana dirilis oleh CNN Indonesia dari tanggal, 29 Maret 2020. 1.285 kasus positif corona, 114 Meninggal, 64 sembuh. Secara kuantitatif perhitungan statistik mengalami peningkatan tersebarnya covid-19 ini. data ini harus di perkuatkan dengan sikap pemerintah dalam mensegah agar hal ini secara terus menerus bertambah.

Legitimasi adalah upaya pemerintah untuk mengutamakan keselamatan mati dan hidup masyarakat merupakan satu bentuk sikap pemerintahan indonesia. Kebijakan ini mengenai dampak Covid-19 lebih berkepanjangan dan penularan meningkat. Masyarakat tak bisa lepas dari lingkungan yang menjadi sumberkehidupanya

Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan media dengan isu-isu yang dinilai penting oleh publik mengenai Covid-19, adapula benar terjadi adapulah menakutkan dan mencemaskan rakyat, rakyat di perintahkan untuk isolasi di rumah namun secara tanggung jawab rakyat tidak di lindungi, malahan masker diperjual belikan dengan harga yang cukup tinggi.

Saat ini media bertanggung jawab membentuk persepsi publik terhadap penyebaran Covid-19, media menggambarkan realitas yang diciptakan media hanyalah refleksi dari realitas sebenarnya dan karenanya terkadang mengalami pembelokan atau tidak benar, yang diberitakan media massa terkait kasus terpapar virus corona, apa yang di sebut dengan lingkungan pengiadaan'.

Dengan demikian publik tidak memberikan respons pada peristiwa yang sesungguhnya terjadi dilingkungan masyarakat, tetapi pada gambaranya yang ada di kepala mereka." kasus 1.285 positif 114 meninggal dunia, 64 sembuh, apakah benar-benar ada, lantas pertanyaannya adalah kenapa pemerintah tidak segera Lockdown? Apakah pemerintah lebih mengutamakan Ekonomi ketimbang melindungi masyarakat dari penyebaran virus ini. (penulis)


Reporter: Penulis

BERITA TERKAIT