TOBELO, OT - Dialog publik menolak paham ISIS yang dilaksanakan oleh Pemuda Cinta NKRI dengan tema "Menangkal Paham Radikalisme Isis Untuk Menjaga Keutuhan NKRI" dilangsungkan di gedung TPQ Al-Muhajirin Desa Rawajawa.
Dialog yang dihadiri oleh Wakil Bupati Halut Muchis Tapi-tapi, Dandim 1508 Tobelo Letkol Arh Herwin Budi Saputra, Wakapolres Kompol A. S. Ibnu Hajar, Ketua Wilayah Muhamadiyah Malut Ustad Ridwan, Danki Brimob Tobelo Iptu M. Ade Risky, Camat Tobelo Aswin Lahiaro, kepala Desa Rawajaya Iksan Madu, Advokad Sadikin Teki, tokoh agama, tokoh masyarakat serta pemuda.
Dalam sambutannya, Kades Rawajaya, Iksan Madu berharap, dalam dialog ini para tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat berperan penting dalam menangkal paham radikalisme.
Sementara Wakil Bupati Halut, Muchlis Tapi Tapi menyampaikan, radikal ini harus dipahami sampai ke dalam dalamnya. �Mewakili pemerintah daerah, saya mengucapkan terima kasih dan bangga kepada panitia penyelenggara acara,� kata Wabup.
"Desa Rawajaya sudah menjadi sorotan baik masalah agama dan politik tentang paham radikalisme. Pemerintah Daerah bersama TNI-Polri akan selalu menjaga stabilitasi keamanan," jelasnya.
Selaku pemateri, Dandim 1508 Tobel Letkol Arh Herwin Budi Saputra menuturkan, TNI sudah melaksanakan sosialisasi ke pulau-pulau terluar, diantaranya di Pulau Morotai. Dikatakan Dandim, ISIS jangan disamakan dengan Islam, ISIS adalah sebuah kelompok yang dapat mengadu domba untuk merusak keutuhan negara.
"Pemahaman ancaman negara dari pihak luar karena sumber daya di Indonesia diincar sejak dahulu kala dengan segala cara," terang Dandim.
Kata Dandim, negara-negara lain berusaha merubah pemahaman masyarakat Indonesia untuk memecah belah indonesia. "Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan tidak pernah diajarkan bunuh diri," ungkap Dandim.
Menurutnya, Islam selalu mengajarkan dengan kebaikan bukan dengan cara kekerasan. "Negara kita adalah negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar " tuturnya.
Sementara itu, Wakapolres Halut, Kompol A. S. Ibnu Hajar menuturkan, masalah kamtibmas yang diakibatkan miras adalah masalah penting yang berujung pertikaian, berujung konflik dan mengakibatkan korban jiwa.
Dia menjelaskan, setiap sosialisasi yang dilaksankan dengan mengunakan 3 pilar yaitu Babinkamtibmas, Babinsa, beserta kepala desa sebagi pilar utama untuk mensosilasikan paham-paham tersebut.
"kami harapkan kepada pemuda pemuda beserta mahasiswa yang sudah memiliki ilmu pengetahuan agar bisa belajar yang baik untuk kemajuan dan keamanan wilayah kita," pinta Wakapolres. (ds)<(red)