TERNATE,OT- Koordinator Wilayah Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) provinsi Maluku Utara, resmi dikukuhkan oleh Ketua Umum Koordinator Nasional (Kornas) Fokal IMM, Armyn Gultom, Jumat (21/4/2017) malam kemarin di Royal Caf� dan Resto Ternate.
Selain Ketua Umum Kornas Fokal IMM, hadir juga dalam acara tersebut Presiden Pemuda Asia-Afrika Beni Pramula, Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, Fokompimda Malut dan Kota Ternate, pimpinan Partai Politik, pimpinan Ortom Muhammadiyah, Ormas dan OKP serta ratusan alumni IMM maupun kader IMM.
Ketua Panitia, Burhan Ismail dalam sambutannya menyampaikan, terlaksananya kegiatan silaturrahim akbar dan pengukuhan pengurus Korwil Fokal IMM ini, karena atas dukungan dari berbagai pihak dan alumni.
Kata dia, selain pengukuhan pengurus, panitia juga melaksankan beberapa rangkaian kegiatan yakni, donor darah, santunan ke panti asuhan, bedah buku milik Dr. King Faisal Sulaiman dengan judul Maluku Utara menuju Otonomi Khusus dalam NKRI serta pemberian Fokal IMM award.
Sementara Ketua Umum Korwil Fokal IMM Malut, Kasman Hi. Ahmad mengatakan, Fokal IMM Malut dibentuk karena kebutuhan sejarah, banyak alumni yang tersebar diberbagai disiplin ilmu, tapi sulit diketahui.
�Fokal ini tidak mencampuri urusan persyarikatan, kita bukan Ortom. Yang sudah dilakukan di Muhammadiyah kita hargai, tapi yang dilakukan oleh Fokal adalah belum sama sekali dilakukan oleh Muhammadiyah,� terangnya.
Dia berharap, dengan Fokal ini seluruh potensi kader Muhammadiyah yang belum terserap di amal usaha Muhammadiyah, maka Fokal inilah tempatnya untuk menempatkan. Mulai dari pro literasi kader, kemudian mendistribusi dan mengabdikan sesuai dengan perbutaan, potensi dan keahlian masing-masing.
�Alhammdulillah IMM sudah melahirkan kader-kader intelektual, kita berharap potensi ini akan dikembangkan kedepan, kita kerjasamakan, tumbuhkan dan menjadi sumber aspirasi serta menjadi sebuah perubahan di masa akan datang,� harapnya.
Dia menjelaskan, sebagai kader persyarikatan, umat dan kader bangsa, maka dirinya menegaskan bahwa Muhammadiyah selama ini sudah hebat dibidang Amaul Usaha Muhammadiyah pendidikan dan sosial, yang diakui oleh LSM terbesar di dunia.
Tapi Muhammadiyah masih lemah dalam konteks Politik dan ekonomi yang selama ini menjadi perhatian, sehingga harus dikelola oleh FOKAL kedepan. �Untuk apa kita menempatkan diri kita sebagai kader persyarikatan dan kader umat serta kder bangsa. Sebab, kader umat dan kader bangsa inilah kita semua memiliki potensi dan memiliki ruang yang sama untuk berimprofisasi,� jelasnya.
[caption id="attachment_1803" align="alignnone" width="700"] Pemberian Fokal IMM Award[/caption]
Sedangkan menurut Ketua Umum Kornas Fokkal IMM, Armyn Gultom mengatakan, Fokal IMM baru berusia sanga mudah, namun teah memiliki potensi yang besar. �Alumni IMM harus banyak merebut atau meneruskan gerakan ekonomi, sehingga disaatnya kita berpolitik kita bisa mengatakan tidak,� katanya.
Menurutnya, kelemahan pemimpin saat ini tidak bisa mengatakan tidak pada permintaan orang, karena saat maju bertarung banyak sekali dibeking oleh orang-orang bermodal.
Armyn berpesan, Fokal IMM harus menjadi tiga hal yaitu, terus meningkatkan kualitas vertikal yakni, kualitas kepada Allah SWT. �Jangan pernah lupa itu, karena kalau kualitas vertikal kita tidak baik, sehebat apapun jurus yang kita lakukan niscaya tidak bisa apa-apa,� terangnya.
Serta kualitas internal, selalu memperbaiki diri, jangan pernah merasa sudah pintar, karena orang yang merasa pintar adalah orang yang paling bodoh di dunia ini. tapi pintarlah merasa, maka inilah harus perhatikan.
Selain itu, kualitas eksternal. Siapa pun diamanhkan sebuah jabatan, maka lakukanlah yang terbaik sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
Sementara GubernurMalut, Abdul Gani Kasuba menambahkan, Alumni adalah rumah bersama, silahkan berkibra dimana saja. �Saya ingin kita bersatu di rumah ini, tapi silahkan tersebar dimana saja untuk kejayaan Muhammadiyah. Saya inginkan ketika saya menjadi gubernur untuk menghadirkan para doctor di Malut, karena kemajuan suatu negeri hanya pendidikan, tidak ada yang lain,� singkatnya.
(@nis(red)