TERNATE, OT - BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia termasuk di Maluku Utara pada 16 hingga 31 Desember 2022.
Gelombang tinggi ini dipengaruhi pola angin simulasi dari hempasan Monsun Asia yang memasuki wilayah Maluku Utara.
Petugas Prakirawan BMKG Setiawan Sri Raharjo mengatakan, pola angin bagian utara yang dominan bergerak dari barat-utara dengan kecepatan angin berkisar 30-60 knot perjam.
"Diperkirakan pada pertengahan dan akhir Desember nanti tinggi gelombang di wilayah Utara Maluku Utara diantaranya perairan Morotai, Halmahera Timur, termasuk perairan Ternate-Batang Dua ada peningkatan tinggi gelombang mencapai 3 meter," ujarnya.
Namun, untuk wilayah Maluku Utara menurut Setiawan, seperti Halmahera Timur, Laut Maluku, Halmahera Tengah kemudian di wilayah Ternate menuju Batang Dua hingga Bitung itu bisa mencapai 1,5 hingga 2 meter untu beberapa hari kedepan hingga akhir bulan.
"Dan kecenderungan akan semakin meningkat hingga bulan Februari 2023. Karena puncak dari kekuatan Monsun Asia itu diawal Januari hingga awal Februari," jelasnya.
Kata dia, nanti akan melandai kembali atau mengalami penurunan tinggi gelombang mulai April sampai Mei itu sudah pengurangan tinggi gelombang.
"Tapi curah hujan pada saat itu justru mengalami kenaikan kembali," akunya.
Dia juga menjelaskan, pergerakan kecepatan angin pada bulan Desember ini memang masuk pada musim penghujan dan ada karakteristik pembentukan awan konvektif jenis comulonimbus itu juga salah satu memicu adanya penguatan dari kecepatan angin.
Setiawan membeberkan, namun kecepatan angin itu tidak berlangsung panjang atau lama durasi mungkin sekitar 30 sampai 1 jam, kecepatan angin itu akan sedikit memberikan dampak maka perlu diwaspadai sebab kecepatan relatif lebih kencang dibanding kondisi angin yang normal itu bisa sampai 30, 60 bahkan bisa sampai 70 kilometer perjam.
"Bahkan kalau dia mampu menguatkan liabilitas seperti dilautan bisa mencapai 80 sampai 90 kilometer perjam di wilayah lautan," uraiannya.
Kata dia, faktor seperti itu yang perlu diwaspadai para nelayan dan juga pelaku transportasi laut jarak pendek seperti jasa transportasi speed rute Ternate-Jailolo, Ternate-Sofiffi termasuk ke Moti.
Lanjutnya, untuk bulan-bulan ini sudah mengalami banyak pergerakan awan konvektif baik pada waktu siang hingga malam hari yang tentunya dapat mengurangi jarak pandang kemudian ada hempasan angin sesaat yang terkadang itu mengganggu dan meningkatkan sedikit teriakan gelombang di lautan.
"Untuk itu kami berharap warga tetap mencermati informasi yang disampikan BMKG dan stakeholder lainya terkait perkembangan cuaca," pungkasnya.
(ier)