HALTENG, OT- Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Fron Perjuangan Untuk Kemanusian (FPUK) kembali melakukan aksi di kantor bupati Halmahera Tengah (Halteng) untuk menagih janji bupati Edi Langkara terkait kasus pembunuhan di Kali Gwonle beberapa waktu lalu.
Aksi yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, berujung ricuh antara pendemo dengan Satpol PP pemkab Halteng. Amatan indotimur.com di lapangan, puluhan massa aksi mencoba menerobos masuk ke dalam, hanya saja pintu ditutup dengan portal sehingga para pendemo tidak bisa masuk.
Beberapa menit kemudian, massa aksi dengan Satpol PP mulai saling dorong hingga terjadi baku pukul. Akibatnya, sebagian massa aksi terluka di bagian wajah dan pingsan. Selain massa aksi yang terluka, Satpol PP yang mengalami luka yang sama.
Koordinator aksi Awan mengatakan, dengan tidak diizinkannya masuk di dalam kantor bupati, maka dengan sendirinya Pemkab sudah membohongi warga dan massa aksi.
Padahal, bupati telah berjanji untuk berkoodinasi dengan pihak yang berwajib guna melakukan penyisiran di wilayah hutan Patani. Namun sampai sekarang tidak ada tanda-tanda.
Kata dia, akibat dari belum terungkapnya pelaku pembunuhan, masyarakat di Kecamatan Patani Utara dan Timur sudah tidak masuk lagi ke hutan karena takut.
“Ini secara tidak langaung sudah memengaruhi pendapatan warga, karena untuk kebutuhan makan minum, warga harus ke kebun. Tapi dengan adanya peristiwa ini warga sudah takut ke kebun," ucapnya.
Untuk itu, pemkab harus hadir di sana guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal pemulihan ekonomi.(red)



