TERNATE, OT - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ternate menggelar kegiatan advokasi dan komunikasi, informasi, serta edukasi dalam percepatan penurunan stunting di Kota Ternate.
Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat kantor DPPKB Kota Ternate, Kamis (16/12/2021).
Ketua panitia kegiatan, Nursiah Azis dalam laporannya menyampaikan, peserta yang hadir pada kegiatan ini sebanyak 31 orang, terdiri dari Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Ternate (FKUB) sebanyak 7 orang, tokoh agama kampung keluarga berkualitas 8 orang, pengelola kampung keluarga berkualitas 8 orang, dan koordinator Balai Penyuluhan KB 8 orang.
Sementara Narasumber yang dihadirkan adalah Sekretarsi Dinas Kesehatan Kota Ternate dan Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Ternate, Amir Tomagola.
Kepala DPPKB Kota Ternate, Fathiyah Suma dalam sambutannya mengatakan, salah satu isu strategis pembangunan di bidang kependudukan dan sumber daya manusia yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah terkait kasus stunting dan perkawinan usia dini pada anak.
Kata dia, kedua masalah ini sangat berkaitan erat dan memberikan dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
Pada jangka pendek stunting akan berdampak pada gangguan perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme.
"Apabila masalah ini tidak ditangani secara baik, akan berpengaruh pada kehidupan jangka panjang. Seperti menurunnya kemampuan perkembangan, fungsi kognitif yang lemah, penyakit degeneratif, bahkan ketika sudah dewasa nanti anak dengan kondisi stunting akan memiliki tingkat produktifitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja," tutur Fathiyah.
Dikatakan, kondisi stunting bisa saja terjadi pada keluarga yang berpenghasilan rendah, ekonomi menengah kebawah maupun pada keluarga yang memiliki starata kehidupan yang mapan.
Hal ini disebabkan oleh defisiensi gizi dalam jangka waktu lama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan yang diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang serta pola asuh yang tidak optimal.
Kondisi ini juga kemudian diperburuk dengan kenyataan bahwa di Kota Ternate masih banyak terjadi perkawinan pada usia anak yang menyebabkan kehamilan di usia yang sangat muda, "yakni usia ketika pertumbuhan biologis dan psikologis anak belum matang sehingga berdampak pada proses kehamilan dan kelahiran, dengan lahirnya anak-anak dalam kondisi stunting," sebutnya.
"Minimnya pengetahuan dan pemahaman orang tua terhadap pola asuh yang baik bisa menjadi penyebab rendahnya pengasuhan terhadap bayi dan anak," sambung Fathia.
Sebagai langkah preventif menghadapi permasalahan seperti ini, Pemkot Ternate melahirkan regulasi daerah (peraturan Wali Kota Ternate nomor 2 tahun 2021 tentang pencegahan perkawinan usia dini sebagai sebuah pedoman untuk arah kebijakan program dan rencana aksi daerah lintas sektor terkait mengentaskan salah satu akar permasalahan penyebab tingginya kasus stunting di Kota Ternate.
"Dengan lahirnya regulasi ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat dapat melakukan upaya untuk peduli terhadap kondisi di atas, sehingga salah satu amanat terbesar dalam pembangunan dibidang peningkatan kualitas sdm akan terwujud yaitu terbentuknya generasi yang berkualitas, sehat, cerdas, mandiri, tangguh berprestasi dan siap menghadapi persaingan di era pasar bebas," ujar Fathiyah.
Program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Kota Ternate membutuhkan peran dan kepedulian yang sangat tinggi. Dalam merumuskan visi misi Ternate Mandiri dan Berkeadilan (Ternate Andalan) hendaknya semua lintas sektor bekerja bersama, berkolaborasi, bersinergi, membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, stakeholder, serta dan mitra kerja.
Ini sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan keluarga dan pengentasan kemiskinan melalui pencegahan pekawinan usia dini, upaya percepatan penurunan stunting melalui pendampingan bagi keluarga beresiko stunting serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi para remaja serta calon pengantin.
"Hal ini akan terwujud apabila semua komponen yang ada bertanggung jawab untuk mengambil peran masing-masing sesuai tugas dan fungsi yang telah diamanahkan," tandas Fathiyah
(fight)