HALSEL, OT - Ratusan pedagang yang menempati pasar Tuokona Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) mendatangi kantor DPRD Halsel.
Di depan kantor DPRD para pedagang barito menghambutkan barang dagangan di halaman gedung wakil rakyat sebagai bentuk proses atas ketidakpuasan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan pasar.
Para pedagang memdatangi kantor DPRD menggunakan mobil pickup dan motor sejak pukul 17.00 WIT memuat sisa ikan serta barang jualan lainnya yang rusak (busuk) karena sepi pembeli.
Mereka menuntut DPRD mendesak Pemkab Halsel agar memperbolehkan para pedagang kembali berjualan di kawasan pasar Tembal.
"Kami siap menata diri agar lebih baik, karena kami butuh uang untuk anak-anak kami sekolah," ujar salah satu pedagang.
Pantauan, indotimur.com di sekitar kantor DPRD Halsel, ada ratusan PKL yang berunjuk rasa. Ketegangan sempat terjadi saat massa berupaya masuk ke dalam gedung DPRD.
Para demonstran yang sebagian besar perempuan setengah baya (emak-emak) sempat terlibat aksi saling dorong dengan personil kepolisian yang disiagakan mengawal aksi tersebut.
Dalam tuntutannya, para pengunjuk rasa menuntut diperbolehkan kembali berjualan di pasar Tembal, setelah beberapa waktu lalu ditertibkan pemerintah dan dipindahkan ke pasar Tuokona.
BACA JUGA : Pasar Bumdes Labuha Lebih Ramai Dibanding Pasar Modern, Pedagang Barito Protes
BERITA TERKAIT : Minim Pengawasan, Pedagang Tinggalkan Pasar Modern dan Kembali ke Lokasi Semula
Tatang salah satu pedagang, mengatakan mwreka kecewa dengan kebijakan pemerintah yang memindahkan lokasi para pedagang ke pasar Tuokona yang terletak jauh dari pusat keramaian.
Mereka keberatan lantaran tempat tersebut (pasar Tuokona) dianggap tidak layak digunakan untuk berjualan karena jauh dari pusat kota.
"Sangat tidak layak. Pedagang ingin berjualan di sana (pasar Tembal), karena memang pusat keramaian ada di kota Labuha dan sekitarnya. Kami siap ditata asalkan tetap berjualan di Tembal," ucap Tatang.
Unjuk rasa berlangsung sekitar dua jam. Massa akhirnya diterima oleh sejumlah anggota DPRD yang masih berada di kantor.
Pwrtemuan antara DPRD dengan para pedagang dipimpin oleh Ketua Komisi II, Gufran Mahmud, bersama anggota diantaranya, Humein Kiat, Masdar Karim, dan Fadila Muhammad.
"Kalau kami tidak diurus kami akan jualan di kantor DPRD setiap hari," ancam Misna salah satu pedagang dihadapan wakil rakyat tersebut.
Pedagang juga meminta kepastian dari pihak legislatif untuk memfasilitasi mereka dalam melakukan transaksi jual beli di pasar Tembal.
"Kami sudah tidak mau janji, kami butuh nyata, karena kami butuh uang untuk anak-anak kami sekolah dan uang makan," tambah salah satu pedagang.
Menanggapi tuntutan para pedagang, Ketua Komisi II, Gufran Mahmud, menyampaikan pihaknya tidak bisa berbuat banyak lantaran pihaknya harus mendengar penjelasan dari dinas terkait, soal relokasi pedagang dari pasar Tembal ke pasar Tuokona.
Dia berjanji awal pekan nanti, DPRD akan memanggil sejumlah pihak terkait guna memnahas masalah ini, "paling lambat Selasa sudah ada jawaban, karena Senin kami akan undang dinas terkait," singkatnya.
(iel)