HALSEL, OT - Kelangkaan bahan bakar jenis minyak tanah di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) berdampak pada naiknya harga bahan bakar tersebut.
Data yang dikantongi indotimur.com menyebutkan, harga minyak tanah di wilayah ibukota Kabupaten dijual bervariasi dari Rp, 10 ribu hingga Rp, 12 ribu per litar.
Harga ini melonjak dua kali lipat saat dijual pada beberapa pangkalan di Kecamatan yang berada di luar pulau Bacan. Di Kecamatan Gane Timur dan wilayah Gane Barat misalnya, harga minyak tanah bisa mencapai Rp, 20 ribu hingga Rp, 25 tibu per liter.
Kelangkaan minyak tanah yang berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak yang umum digunakan masyarakat luas itu, mendapat sorotan dari KNPI Halsel.
Melalui rilis yang diterima redaksi indotimur.com Sekretaris DPD KNPI Halsel Tabrid S Talib menyampaikan, kelangkaan minyak tanah yang berdampak pada kenaikan harga secara tak terkendali karena pemerintah tak mampu melakukan pengawasan dan intervensi terhadap agen maupun pangkalan minyak tanah di Halsel.
Selain itu, distributor BBM di Halsel juga tidak tegas melakukan pengawasan terhadap pangkalan minyak tanah yang mendapat pasokan dari distributor resmi BBM di wilayah Halsel.
"Kami minta PT. Babang Raya dan PT. Sinergi memaparkan berapa jumlah pangkalan minyak tanah di Halsel, dan berapa kebutuhan masing-masing pangkalan," tegas Tabrid dalam rilisnya.
Menurutnya, jika data ini disajikan maka dapat diketahui dengan pasti kebutuhan pangkalan minyak tanah di Halsel yang didistribusi oleh dua distributor besar di Halsel.
"Jadi tidak terlalu repot, untuk mengetahui penyebab kelangkaan minyak tanah dan naiknya harga minyak tanah itu," sambungnya.
Dia meminta kedua agen tersebut untuk segera mengintervensi kelangkaan minyak tanah dan alur penyaluran ke masyarakat, sebab dikhawatirkan, minyak tanah yang harusnya dijual ke masyarakat, justru dijual ke sektor insdustri, misalnya pengusaha speedboat atau usaha lainnya.
KNPI, sambung Tabrid meminta distributor BBM di Halsel segera merilis data jumlah pangkalan atau pengecer minyak tanah, sebab saat ini, pengecer BBM yang biasanya menjual pertalite dan pertamax juga sudah menjual minyak tanah.
Dia juga mengancam, jika data ini tidak disampaikan oleh dua distributor BBM di Halsel, maka KNPI akan melakukan konsolidasi bersama masyarakat dan OKP serta OKK yang ada di Halsel untuk turun ke jalan menyuarakan keresahan masyarakat terkait langkanya minyak tanah yang berimbas pada naiknya harga jual.
Sementara itu, salah satu warga Bacan saat ditemui mengaku, kesulitan mendapatkan minyak tanah dalam beberapa pekan terakhir.
Dia mengaku, selain sulit, harga minyak tanah dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
"Saya pagi tadi dapat lima liter, dijual Rp, 60 ribu, karena satu liter dijual Rp. 12 ribu," ujar warga seraya menyebut terpaksa membeli karena kebutuhan rumah tangga.
(iel)