HALSEL, OT - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Pemuda Marhainis (GPM) mendesak Bupati Halmahera Selatan (Halsel) Usman Sidik segera mencopot Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Aisya Hasjim, karena dinilai tak mampu mengatasi tingginya kasus DBD di wilayah Halsel.
Ketua GPM Halsel, Harmain Rusli, saat diwawancarai, Senin, (28/8/22), di Kedai R3 Tomori, menyampaikan sesuai data yang dirilis, kurang lebih 166 anak telah dirawat di RSUD Labuha karena DBD.
"Dari angka ini, lima dia taranya dinyatakan meninggal dunia. Ini kinerja yang sangat buruk, karena kasus terus berkembang," tegas Harmain.
Kata dia, kasus DBD harusnya tidak terjadi di Halmahera Selatan, karena Malaria Center merupakan salah satu lembaga yang mampu menyabet penghargaan dunia dalam mengatasi penyakit malaria.
"Kita di Halsel menyabet penghargaan dunia melalui malaria center, masa angka DBD menembus 166 kasus," ucap Harmain heran.
Berangkat dari sini, lanjut Harmain, Kadis kesehatan sudah sepatutnya dievaluasi dan dihentikan dari jabatannya sebagai kadis, karena dianggap tidak mampu mengemban aman tersebut. "Kami harap Bupati mempertimbangkan ini," harapannya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Halsel, Rustam Odenuru, meminta institusi yang menangani masalah kesehatan agar serius dalam menangani kasus tersebut karena sudah memakan korban jiwa.
"Ini masalah serius. Halsel punya malaria center. Pernah kab/kota lain belajar di Halsel soal penanganan malaria, masa kita yang paling tinggi," kesalnya.
Lanjut Rustam, wabah DBD terindentifikasi sejak awal Agustus, namun sampai sekarang penanganan serius dari dinas terkait belum terlihat.
"Kiranya Pemda bentuk tim untuk penanganan DBD ini. Bukan cuman di Labuha, hampir di seluruh desa masyarakat mengeluh soal DBD," ucapnya.
Kata Rustam, sampai saat ini RSUD Labuha di Marabose kewalahan melayani pasien DBD yang didominasi anak-anak. "Ini masalah serius, Pemda mestinya cepat tanggap," tutupnya.
(iel)