Home / Kabar Fagogoru

Perdana, Empat Ton Ikan Dikirim Ke IWIP, Pj Bupati: Saya Utamakan Anak Daerah

21 Januari 2023
Pj bupati saat menggunting pita pelepasan ikan ke iwip (ft_ono)

HALTENG,OT - PT. Irama Prima Sejahtera Sabtu (21/1/2023) melakukan pengiriman perdana 4 ton ikan ke PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

Manager PT. Irama Prima Sejahtera Maya Husni mengatakan, pengiriman hari ini adalah penyaluran perdana atau ekspor ikan ke PT. IWIP langsung dengan berbagai macam jenis ikan, antaranya ikan dasar campur, baby tuna, dan cakalang.

"Baby tuna ini ada yang ukuran 1 sampai 3 kilo. Dengan kapasitas permintaan perusahaan dalam 1 bulan bisa capai 50 sampai 60 ton," kata Maya saat dikonfirmasi sejumlah wartawan termasuk indotimur.com di kantor Perikanan Halteng.

Meski kebutuhan ikan di perusahan tersebut cukup tinggi, Maya memastikan, sejauh ini pihaknya belum mengalami kendala terkait permintaan.  "Untuk stok, sampai sekarang PT. Irama belum ada kendala untuk ekspor ke IWIP. Selama ini masih berjalan lancar," akunya.

Kata dia, ikan yang dikirim ke perusahan berasal dari nelayan lokal (Halteng), "kalau misalnya ada permintaan dari perusahaan dan nelayan Halteng tidak bisa penuhi, baru kita ambil di luar," ujar Maya.

"Jadi misalnya, bulan ini permintaan IWIP 50 ton terus nelayan Halteng belum mampu sediakan sesuai permintaan, maka kita ambil dari luar. Karena saat ini  fasilitas kapal penampung ikan yang belum ada, kalau itu sudah ada kedepan kita akan ambil semua ikan di Halteng," tukasnya.

Maya menambahkan, sekarang ini karena kebutuhan perusahaan cukup tinggi, pihaknya juga membuka jejaring dengan nelayan dari luar, sebab nelayan lokal masih kekurangan fasilitas.

"Namun karena saya orang Halteng, maka itu menjadi cita-cita saya agar kedepan, nelayan Halteng harus dilengkapi dengan fasiltas agar lebih aktif dari nelayan luar," jelasnya.

Dia mengaku, kebanyakan ikan dipasok dari Sorong karena memang nelayan di Sorong sudah tertata, dan permintaan sudah terpenuhi lewat fasilitas kapal penampung ikan yang memadai. Sehingga dengan fasilitas itu, maka para nelayan juga semangat untuk melaut.

"Kalau di Halteng, biasanya nelayan bertanya, kalau kita mau mancing terus ikannya mau taruh di mana. Siapa yang akan mengambil ikan dengan puluhan ton. Pertanyaan itu yang akan saya jawab dengan mengambil ikan para nelayan Halteng sebanyak-banyaknya," ungkapnya.

Ditanya harga ikan di IWIP, kata dia, yang menjadi kendala kenapa nelayan Halteng tidak mau menjual ikan ke IWIP karena memang terbilang murah. "IWIP kalau ikan dasar, per kilo 53 ribu. Kalau Goropa sampai Rp, 60 ribu per kilo. Sementara cakalang itu tembus Rp, 35 ribu sampai Rp, 40 ribu per kilo.

"Namun saya selalu berfikir, kita jangan dulu berfikir untung yang besar, kalau untung 5 ribu tapi tiap bulan ikan puluhan ton pasti hasilnya juga besar," tutupnya.

Sementara Kadis Perikanan Halteng Mufti Murhum mengatakan, pengiriman perdana ikan ke PT. IWIP merupakan upaya  yang dilakukan Bupati dan pimpinan sebelumnya sehingga aktivitas pengiriman ikan ke IWIP dan beberapa perusahaan di Halteng mulai tumbuh dan berkembang.

"Dan hari ini dibuktikan dengan pengiriman perdana ikan oleh PT. Irama Prima Sejahtera, mudah-mudahan kedepan lebih baik lagi," harapnya.

Dia mengatakan, saat ini fasilitas yang ada, berupa pabrik es dan cold storage yang ada di Kota Weda sedang mangkrak, karena pihak ketiga tidak mengaktifkan dengan alasan rusak.

"Sehingga kita berharap PT. Irama sebagai pengelola bisa aktifkan kembali pabrik es, karena di Kota Weda hanya ada satu-satunya. Kemudian cold storage 30 ton dan ADF nya 2,5 ton masih bisa berfungsi namun kapasitas yang 50 ton itu hanya bisa terisi 30 ton," terang Kadis.

Dia mengaku, sarana ini sudah dibangun 20 tahun lalu, namun karena belum dikelola dengan baik, sehingga beberapa tahun ini terkendala dengan status kepemilikan aset oleh Pemprov Maluku Utara, "sehingga kemarin kita paksakan dengan mengunakan APBD Halteng untuk membangun beberapa fasilitas di sini," sebutnya.

"Mudah-mudahan dengan kepemimpinan Pak Bupati kita bisa terus lakukan koordinasi dengan kementrian kelautan," harapnya.

Sementara Pj Bupati Halteng Ikram Malan Sangadji mengatakan, jika mengacu pada Undang-Undang 23 tentang Pemerintahan Daerah, Kabupaten dan Kota tidak lagi mempunyai kewenangan untuk mengelola laut, namun yang terpenting ini bermanfaat bagi masyarakat.

"Tempat ini awalnya disewa oleh Koperasi cuman saya perintahkan ke Kadis untuk dihentikan. Saya bukan primodial tapi saya berfikir mengutamakan orang daerah," ucap Bupati.

Orang nomor satu di jajaran Pemkab Halteng itu mengatakan, selaku orang daerah kita harus nikmati dulu hasil alam kita, baru orang yang ada di luar daerah kita. 

"Kita harus buktikan kepada masyarakat bahwa anak daerah juga bisa, sehingga harus diberikan kesempatan untuk berkembang dan saya awali dari PT. Irama Prima Sejahtera. Dan ini adalah bukti komitmen saya untuk mengutamakan anak daerah," tegasnya.

 (red)


Reporter: Supriono Sufrin
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT