Home / Indomalut / Sula

Festival Ela-Ela Kepulauan Sula Resmi Dibuka

20 Mei 2019
Suasana Pembukaan Festifal Ela Ela Yang Di Pimpin Oleh Bupati Kepsul

SANANA, OT - Festival Ela-Ela tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul)  melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) resmi dibuka oleh Bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sula, Muhammad Drakel kepada indotimur.com mengatakan, pelaksanaan Festival Ela-Ela tahun 2019 adalah yang pertama dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sula.

Kata dia, kegiatan ini dilakukan dalam bentuk lomba Ela-Ela antar desa yang dimulai dari Desa Manaf Kecamatan Sula Besi Tengah hingga Desa Fokalik Kecamatan Sanana Utara.

"Bentuk perlombaan ela-ela yakni mengutamakan kereatifitas masyarakat dalam membuat ela-ela dengan mengunakan limbah atau bahan bekas yang diolah menjadi barang jadi, dalam hal ini lampu atau ela-ela yang tidak membutuhkan anggaran," jelasnya.

Lanjut dia, Ela-ela ini juga akan dipasang disetiap rumah dengan bentuk yang menarik sesuai kereasi masing-masing yang mudah dilihat diwaktu penilaian nanti pada 3 hari menjelang lebaran.

Dikatakan, pelaksanaan festival eIa-ela ini sabagai upaya melestarikan bentuk tradisi yang telah dilakukan bertahun-tahun untuk menyambut malam Lailatul Qadar. "Untuk itu melalui semangat undang-undang kemajuan Kebudayaan, maka Dinas Periwisata berupaya untuk menulusuri bentuk budaya, adat, bahasa, sejarah, dan benda purbakala guna dilestarikan juga dikembangkan," ungkapnya.

Menurut Kadis, untuk rangkaian kegiatan pelaksanaan Festival ela-ea yakni lomba gendang sahur dan pop religi Sula yang akan dilaksanakan selama satu minggu. "Lagu yang dilombakan baik gendang sahur dan pop religi adalah lagu daerah berbahasa Sula," ujarnya. 

Kadis menambahkan, untuk lomba ini juga mendapat tantangan dari peserta karena minimnya lagu religi berbahsa Sula, sehingga peserta lomba lebih memilih lagu religi daerah lain. Untuk itu, pihaknya berupaya menghimpun generasi muda untuk membuat album religi berbahasa Sula yang dibuat sendiri dengan alat rekaman seadanya.

"Ternyata generasi muda Sula mampu membuat audio dan video dalam satu album religi berbahasa Sula di bulan Ramadhan ini, sehingga lagu tersebut dijadikan sebagai lagu wajib dalam lomba ini," ujarnya.

Kadis menambahkan, keberhasilan dalam pembuatan album religi daerah Sula karena mendapat dukungan dari semua kelompok mitra pariwisata yang didalamnya tergabung kelompok seni, daving juga kelompok lainnya.(ian)


Reporter: Ryan

BERITA TERKAIT