Home / Berita / Pendidikan

LPK3A UMMU Ternate Laksanakan Dialog Akhir Tahun

20 Desember 2018
Suasana Dialog Di Ruang Rektorat UMMU Ternate

TERNATE, OT - Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan, Kesejahteraan, Karir dan Alumni (LPK3A) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) di Ternate, Kamis (20/12/2018) mengelar dialog akhir tahun dengan tema, "Mengawal Demokrasi Wujudkan Wakil Rakyat Dan Kepemimpinan Bangsa   Berkemajuan” bertempat   di gedung rektorat kampus UMMU.

Kegiatan yang disponsori oleh indotimur.com itu, turut  dihadiri oleh Warek III, UMMU Ternate, dosen di ruang lingkup UMMU Ternate, kemudian empat narasumber Prof Husen Alting Rektor Unkhair Ternate, Dr Saiful Deni, Rektor UMMU Ternate, Muksin Amin, Ketua Bawaslu Maluku Utara, Kompol. A. Samsul Ibnu Hajar, Ps Kasubdit 1 yang mewakili Kapolda Malut, serta ratusan peserta mahasiswa. 

Ketua Pelaksana kegiatan sekaligus Kepala Bidang Karir dan Alumi UMMU Ternate Syukur Suleman, saat ditemui indotimur.com Kamis (20/12/2018) di sela-sela kegiatan, mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan dialog akhir tahun ini,  merupakan bagian dari respon atas kondisi bangsa hari ini, terutama jelang pemilihan umum tanggal 17 April tahun depan.

"Mulai dari institusi penyelengara yang perlu adanya kesepahaman netralitas ASN, maraknya money politik, isu SARA, dan kemudian black campaign," kata Syukur.

 Menurutnya, untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seperti ini, maka agenda dialog  ini sangat tepat untuk dibicarakan solusi dan komitmen dari stakeholder yang ada, baik penyelenggara, penegak hukum, lembaga pengawasan, akademisi dan masyarakat. 

Sementara itu, Prof Husen Alting dalam paparan materinya menjelaskan, demokrasi bukan tujuan akan tetapi demokrasi itu sarana untuk mewujudkan kesejahtran masyarakat. 

Rektor juga menyoroti tentang pentingnya mengunakan teknologi election sehingga bisa menulis kecurangan seperti pada sejumlah negara super power yang sudah menggunakan tekhnologi election, misalnya Amerika dan Filipina.

Kata dia, di negara Indonesia ini punya masalah di data base berkaitan dengan pemilu, "tetapi dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat ini bisa memanilisir semuanya," kata rektor.

Di lain pihak, Dr. Saiful Deni, lebih menyoroti soal budaya demokrasi. Dalam pemaparannya, Saiful menjelaskan, kepercayaan (Trust) masyarakat dalam demokrasi skarang masih bersifat transaksional orintasi material. 

Oleh karena itu penting untuk mengembangkan sikap, kemudian budaya dan (Trust), "itu sangat penting dijunjung tinggi antara hubungan masyarakat dengan masyarakat."Masyarakat dengan sistem karena kondisi di Indonesia sementara ini saling mencurigai satu sama lain," Saiful.

Sementara itu, Kompol. A. Samsul Ibnu Hadjar, dalam closing stetmen berharap, semoga Pemilu di 2019 ini berjalan aman, lancar dan tertib. "Karena bagi kami  tantanganya banyak kompititer dan kalau banyak komoititer,  maka semakin banyak kepentingan," ungkap Samsul yang mewakili Kapolda Malut.

Dia menambahkan, jika banyak kepentingan, maka posisi keamanan pasti akan terancam "sehingga kami dari Kapolda Maluku Utara (Malut)  berharap kiranya ada keterlibatan  partisipasi dari unsur masyarakat dan mahasiswa dalam rangka mengawal pemilu kali ini," harapnya.

Di lain pihak, Muksin Amin Ketua Bawaslu Maluku Utara (Malut), menghimbau kepada pihak mahasiswa agar dapat memastikan hak di DPT dan bersama-sama unsur masyarakat dan stakeholder ikut mengawal Pemilu kali ini bersama Bawaslu.

"Karena masih banyak hal yang dipermasalahkan mengingat pemilih pemula yang akan berpartisipasi. Dan yang menjadi masalah juga dari pihak ASN ikut serta bekerja politik berdasarkan instruksi Pemerintahan Daerah, sehingga perlu upaya-upaya dalam memanilmalisir pelanggaran pada pemilu kali ini," tutupnya. (ded)


Reporter: Dedi Sero Sero

BERITA TERKAIT