Home / Indomalut / Halsel

Akhir Tahun, Pemkab Halsel "Ikat Pinggang"

12 September 2018
Helmi Surya Botutihe

HALSEL OT - Dipastikan Pemerintah Kabupaten Halmahara Selatan (Halsel) dalam mengakhir tahun anggaran 2018, terpaksa harus melakukan penghematan anggaran.

Sekretaris Daerah (Sekda) Halsel Helmi Surya Botutihe memastikan, pada APBD Perubahan 2018, perlu dilakukan penghematan dengan melakukan pengetatan dan penjadwalan ulang berbagai program kegiatan seperti kegiatan fisik yang sudah ditetapkan tahun 2018. 

"Kita terpaksa harus 'ikat pinggang' alias melakukan pengetatan akibat kondisi keuangan daerah," ujar Sekda.

Langkah ini diambil karena, realisasi pendapatan daerah tidak sesuai dengan target belanja yang ditetapkan pada APBD induk 2018. 

Sekda mengaku, ada sejumlah problem yang mengganggu keuangan Pemda Halsel sehingga berpengaruh terhadap realisasi kegiatan di 2018, seperti Dana Bagi Hasil (DBH) yang realisasinya tidak mencapai target baik itu DBH Provinsi maupun DBH pusat termasuk DBH Migas dan lainnya. 

Saat ini lanjut Sekda, DBH provinsi yang menjadi hak Kabupaten Halsel yang direalisasikan baru sekitar Rp, 6 miliar atau belum semua terrelasisasi. 

Hal yang sama dengan DBH Migas yang baru akan diterima di 2019 mendatang. "DBH migas ini cukup besar karena sudah mulai beroperasinya perusahan tambang di Obi yang itu kemudian sudah masuk ke Kasda sehingga akan direalisasikan tahun 2019," tandasnya.

Kondisi ini kemudian mempengaruhi keuangan Pemda Halsel sehingga perlu dilakukan penghematan dengan melakukan pengetatan dan penjadwalan ulang berbagai program kegiatan seperti kegiatan fisik yang sudah ditetapkan tahun 2018.

"Program kegiatan fisik yang belum tender ya kita jadwalkan ulang di 2019, tapi kalau yang sudah tender tetap jalan dan tetap diselesaikan tahun ini," tandasnya.

Lebih lanjut, Sekda menegaskan, jika nanti realisasi DBH migas dilakukan di 2019 mendatang, maka dapat menstabilkan keuangan daerah. "DBH migas yang menjadi hak kabupaten Halsel itu sekitar Rp, 40 miliar sampai Rp, 50 miliar. Karena sudah beroperasi perusahaan tambang di Obi maka akan direalisasikan di 2019. Dan kalau sudah terealisasi maka bisa menstabilkan keuangan kita," tutupnya.(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT