Home / Pariwisata / Event

Festival Tanjung Waka Diharapkan Jadi Motor Pengerak Promosi Pariwisata Di Sula

07 Desember 2018
Pasir Putih Sepanjang 7 KM Yang Dilihat Dari Atas Di Desa Fatkauyon

SANANA, OT - Dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan serta mempromosikan objek wisata, Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Kepulauan Sula, menjadwalkan pelaksanaan Festival Tanjung Waka 2018 berlokasi di kawasan wisata Tanjung Waka Kecamatan Sula Timur Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Provinsi Maluku Utara (Malut).

Festival yang akan menampilkan berbagai sajian budaya ini, rencananya akan dilangsungkan selama lima hari sejak tanggal 27 hingga 30 Desember 2018.

Ketua panitia pelaksana Festival Tanjung Waka, Syafrudin Koroy kepada indotimur.com, menyebut, Festival Tanjung Waka dikemas paten dengan sederet sajian budaya mulai dari, Tarian Bela Yai, Tarian Denge, Tarian Laka Baka, hingga Pencak Silat.

"Selain itu festival ini, juga menjadi momentum lahirnya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kepulauan Sula," kata Syafrudin yang juga penggagas festival ini.

Kata dia, Festival Tanjung Waka menjadi sebuah atraksi pariwisata yang semakin berkembang. "Festival ini menjadi etalase seni budaya kebesaran Kepulauan Sula. Momentum ini sekaligus kita maksimalkan dengan mengukuhkan GenPI Kepulauan Sula sebagai motor promosi pariwisata di Kabupaten Kepulauan Sula," ungkapnya.

Syarifudin menyatakan, festival ini dimaksudkan untuk semakin mengangkat sektor pariwisata Kepulauan Sula. Pasalnya Kepulauan Sula memiliki potensi yang menakjubkan, bukan hanya budaya, alamnya juga luar biasa, terlebih potensi bahari.

"Kepualauan Sula adalah surga tersembunyi. Potensi besar alam dan budaya yang dimilikinya menjadi sebuah modal yang patut diperhitungkan. Ini yang akan kita angkat dalam festival ini," tambahanya

Syafrudin menuturkan, keindahan alam Kepulauan Sula tak diragukan lagi. Tanjung Waka berada pada titik paling timur pulau Sanana. Dari spot ini wisatawan akan disajikan fenomena alam yang luar biasa ketika bulan purnama, dimana wisatawan dapat menyaksikan bulan purnama terbit dan matahari terbenam sekaligus.

Tanjung Waka, kata dia, juga memiliki pantai pasir putih yang sangat memikat. Panjangnya sekitar 7 Km. Belum lagi alam bawah lautnya yang kaya dengan dive site. Berada di wilayah segitiga karang dunia (coral triangle) membuat Kepulauan Sula menjadi spot incaran diver dunia karena keanekaragaman hayatinya tinggi dan sangat terjaga.

"Visibility nya tinggi, sekitar 20 meter, dengan temperature air yang hangat sekitar 26 hingga 29 derajat celcius. Pokoknya bakal ketagihan menyelam di Kepulauan Sula," terangnya.

Kepada wisatawan yang berminat untuk menghadiri Festival Tanjung Waka, terdapat dua moda tranaportasi untuk akses menuju Kepulauan Sula. "Ada dua moda transportasi yaitu dengan menggunakan pesawat terbang ke Bandara Sanana dan kapal laut.

"Perjalanannya cukup singkat, sekitar 1,5 jam dengan pesawat terbang," paparnya. 

Soal akomodasi, di Sanana terdapat sejumlah penginapan, home stay dan sebuah hotel bintang satu dengan tarif antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per malam, pengunjung sudah dapat beristirahat dengan nyaman.

Hal ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung angkat jempol. Menteri yang baru saja terpilih sebagai The Best Marketing Minister of Tourism Of ASEAN dari Philip Kotler itu memuji keseriusan Malut untuk mengangkat sektor pariwisata.

"Atraksi-atraksi seperti ini harus terus dikembangkan, tetapi ingat ini juga harus didukung promosi yang gencar. Ini bisa dikolaborasian dengan GenPi, soal potensi tidak ragu lagi, Malut itu gerbang bahari Indonesia Timur. surga bahari Indonesia," ujar Menpar Arief.(ian)


Reporter: Ryan

BERITA TERKAIT