Festival Nuku tak lama lagi akan dilaksanakan, tapi tahukah kita makna dan pesan tersirat tentang sejarah perjuangan Sultan Nuku untuk generasi masa lalu dan masa kini?.
Saat ditemui di Jakofi Janglaha Ternate, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan indotimur.com, Kamis (19/10/2017) pagi tadi, Sultan Tidore, Husain Sjah berbagi cerita singkat tentang spirit perjuangan Nuku pada masanya untuk renungan generasi sekarang. Berikut kutipan wawancaranya.
Apa harapan Sultan dalam Nuku World Festival Kedua
Tanun Ini, Terutama Pesan Nuku yang dapat di maknai oleh generasi muda sekarang?
Saya berharap, peringatan yang kedua kali yang diagagas dan dilaksanakan oleh generasi muda Sultan Nuku atau Garda Nuku tahun ini, insya allah saya berharap spirit dan pesan-pesan Nuku lebih di maknai oleh semua lapisan masyarakat. Dan lebih khusus lagi masyarakat generasi muda, karena generasi saat ini adalah pelanjut estafet dari generasi-generasi sebelumnya.
Oleh karena itu, semangat perjuangan sultan Nuku masih sangat relevan. Bahkan bisa menjadi pegangan bagi generasi ini untuk mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dalam perannya masing-masing. Baik sebagai pegawai negeri, swasta dan bidang lain dari berbagai disiplin ilmu dan profesi. Yang lebih penting lagi, persatuan dan kesatuan adalah satu impian dan dambaan Nuku bagi generasi pada zamannya serta anak cucu.
Apakah persatuan itu masih kokoh hingga saat ini?
Dalam memaknai situasi terkini, semangat persatuan ini sudah mulai tergerus zaman, bahkan sudah mulai hilang. Muda-mudahan dengan Nuku World Festival ini kita dapat merajuk kembali yang telah putus dan yang patah, dengan harapan bisa disambung kembali. Sehingga, dengan persatuan dan kesatuan ini apa yang telah disemboyankan orang tua-tua kita yaitu"Rubu-rubu doka saya rako moi" itu bisa terjalin kembali menyongsong masa depan yang lebih baik.
Banyak sekali beban kedepan yang sangat berat. Dan itu tidak bisa dipikul satu atau dua orang atau satu kelompok orang, tapi harus dipikul secara bersama-sama. Semboyan diatas sangat relevan denga kondisi kita saat ini.
Sebagai generasi
penerus Sultan Nuku dengan jabatan Sultan Tidore saat ini, pelajaran berharga
seperti apa yang bisa Sultan sampaikan ke masyarakat kshususnya generasi muda
Maluku Utara?
Nuku mengajarkan kita untuk genarasi sekarang dan generasi pada masanya, agar tidak boleh membelot, tidak boleh menjadi generasi penjilat, tidak boleh menjadi bangsa babu. Tapi harus menjadi tuan baik bagi dirinya maupun bagi kelompok masyarakat.
Oleh karena itu, lewat Nuku World Festival, mental ini harus tertanam kembali sekaligus pembinaan yang mengarah kesitu. Generasi saat ini tidak boleh menjadi generasi pemalas, karena kita bukan generasi penjilat, dan bukan juga generasi jongos. Tapi, harus jadi tuan. Dan generasi yang merdeka yang bisa menentukan nasibnya sendiri, kelompok masyarakat, hingga yang lebih besar. Untuk menjadi bangsa yang bertuan, bangsa yang tahu menentukan mana yang baik, mana yang tidak baik, mana kapal yang harus dilayari dan mana kapal yang harus dia tinggalkan" saya membuat ibarat seperti itu.
Muda-mudahan generasi ini bisa sadar kembali pulang pada sprit yang telah Nuku gagas. Kata Nuku "Ifa No Eli Lada Bala Ma Jou Lada Ua" artinya, jangan bertuan pada Belanda karena Belanda bukan pimpinan rakyat" Pesan (Borero) yang disampaikan Nuku yang non Koperation.
Terakhir, Belakangan Ini menjadi perdebatan
tentang kalimat Nuku Pangge Pulang, Beta Pulang. Apa Makna kalimat ini?
Nuku Pangge Pulang adalah spirit dan semangat untuk membebaskan diri dari penindasan dan ketertinggalan, kebododan dan lain sebagainya. Dari spirit Nuku Pangge Pulang untuk menyongsong masa depan lebih baik. Sadar kembali pulang pada sprit yang telah Nuku gagas pada masa lampau.
(red)