Home / Nusantara

Kejari Sekadau Beri Edukasi Pada Anak Gunakan Medsos

22 Oktober 2018
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sekadau, Andri Irawan

SEKADAU KALBAR, OT - Perlunya tindakan kongkrit untuk mencegah agar kejadian serupa tidak terjadi kembali. Mengingat, aksi nekat para pelajar tersebut terinspirasi dari media sosial, yaitu tayangan youtube.  

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sekadau, Andri Irawan menilai, fenomena itu terjadi karena para palajar itu inginviraI dan ngetop di media sosial (Medsos). Menurut Andri, tindakan tersebut dilakukan para pelajar tersebut tanpa pikir panjang dengan tujuan ingin ngetop agar pengikut atau followers medsosnya banyak.

“Challenge-challenge yang seperti itu diikuti. Namun, yang penting bagi kita adalah mengedukasi, meliterasi anak-anak cara berinternet yang baik,” ujarnya, Senin (22/10).

Andri mengatakan, medsos merupakan teknologi seperti pisau bermata dua. Jika digunakan dengan benar akan bermanafaat. Begitu juga sebaliknya. Untuk itu, ia juga berharap, orang tua ikut aktif bermedsos.

“Bermedsos bukan untuk menampilkan dirinya sendiri. Tapi bagaimana caranya orang tua melihat tumbuh kembang anak. Saya juga punya medsos, facebook, instagram dan lainnya,” ungkapnya.

“Karena apa? Pertama kali saya buat medsos yang saya temenin adalah anak saya. Dengan kondisi zaman now ini, mereka (anak-anak, red) lebih banyakcurhat di medsos. Bukan dengan orang tua,” sambung Andri.

Untuk itu, kata Andri, giliran orang tua yang harus pintar memanfaatkan teknologi. Ia mengatakan, kejadian yang terjadi pada sejumlah pelajar itu harus menjadi pembelajaran, baik orang tua maupun pelajar itu sendiri.

“Setelah kejadian ini, anak-anak itu jangan dikucilkan. Mereka (anak-anak, red) saya lihat juga sebagai korban. Korban ikut-ikutan karena ketidaktahuan,” ucap Andri.

Adapun, kata dia, yang dilakukana dalah memberikan pembelajaran dan literasi kepada para siswa. Kemudian, memberikan teguran, begitu juga dengan orang tua. Ia juga mengingatkan para orang tua tidak sibuk dengan smartphone sendiri.

“Kan ada gerakan 1821 atau waktu berkumpul bersama keluarga. Menemani anak belajar dan tidak 24 jam smartphoneitu ditangan. Intinya, orang yang megangsmartphone harus lebih smart dari phone-nya,” kata dia.

Harus Jeli Memantau Perkembangan Anak

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Herman A Bakar menilai, tindakan melukai diri sendiri merupakan gejala yang tidak baik bagi anak-anak. Untuk itu, kata dia, perlu ada kerjasama terutama orang tua, sekolah yang harus jeli melihat perkembangan anak.

“Jangan ada hal-hal yang agak lain dari perilaku anak kemudian dibiarkan. Khusus orang tua, jangan hanya menyerahkan tanggungjawab sepenuhnya kepada sekolah. Jadi, orang tua harus pro aktif mengikuti perkembangan anak,” tuturnya.

Politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, perlu diambil tindakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Bahkan, ia melihat gejala atau tindakan melukai diri sendiri itu sangat meresahkan.

“Tetap ada sesuatu yang menurut kami ada gejala sosial yang salah pada anak-anak dalam perkembangan mereka. Harapan kami, jangan sampai terulang kembali,” pungkasnya.(red)


Reporter: Yahya Iskandar

BERITA TERKAIT