TIDORE, OT- Pemberlakuan kebijakan yang dilakukan oleh Kantor Kesyahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate menuai kritikan dari aliansi masyarakat pecinta armada motor kayu.
Koordinator Aksi, Rafardi Ajam saat melakukan demonstrasi menyampaikan, sejumlah warga yang tergabung dalam aliansi masyarakat pecinta motor kayu memprotes kebijakan KSOP kelas II Ternate.
Menurutnya, kebijakan pelarangan memuat penumpang yang dibuat KSOP kelas II Ternate dianggap telah membunuh masyarakat secara perlahan-lahan, sebab masyarakat akan diwajibkan untuk membayar dua kali lipat biaya transportasi di motor kayu dan speedboat.
"Apabila kebijakan itu didasari dengan alasan demi keselamatan, maka masih banyak solusi yang tersedia untuk diambil sebagai langkah alternatif, karena kebijakan yang nanti diputuskan tidak merugikan pihak lain seperti masyarakat," tuturnya.
Menurutnya, kebijakan ini dinilai akan membunuh eksistensi armada motor kayu yang sudah dianggap sebagai moda transportasi tradisional.
“Jika kebijakan pemilik sepeda motor dipisahkan dari pemiliknya itu diberlakukan, perlahan-lahan orang tidak akan lagi menggunakan motor kayu dan memilih kapal Ferry sebagai pilihan penyeberangan, dan dipastikan keberadaan motor kayu mulai hilang,” ungkap koordinator aksi
Dirinya meminta, agar Pemerintah melalui pihak terkait juga mesti memperhatikan faktor sosial lainnya seperti aktivitas para pengepul atau dibo-dibo yang setiap hari menjadikan motor kayu sebagai moda transportasi laut.
“Kami menuntut kebijakan sepihak itu dibatalkan, mari selamatkan masyarakat dan pertahankan eksistensi armada motor kayu," tegas dia.(Ryn)