Home / Indomalut / Sofifi

Tiga Pasien RSJ Sofifi Jalani Rawat Jalan

18 Agustus 2020
RSJ Sofifi

SOFIFI, OT - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Sofifi mulai melakukan pelayanan rawat jalan bagi tiga pasien pada hari pertama beroperasi.

Data yang dihimpun indotimur.com, sebenarnya, ada dua calon pasien lagi yang direncanakan dikonsulkan ke RSJ Sofifi, namun masih dalam keadaan akut atau gaduh gelisah, sehingga pihak RSJ belum bisa memberanikan diri melakukan rawat inap bagi pasien yang membutuhkan.

Meski demikian, dalam beberapa waktu kedepan akan diusahakan dibuka pelayanan untuk rawat inap.

Menurut data dari puskesmas setempat, terdapat kurang lebih 100 pasien kejiwaan yang selama ini terdapat dalam lingkup puskesmas tersebut yang direncanakan mau dikonsulkan ke spesialis kedokteran jiwa di RSJ Sofifi.

Direktur RSJ Sofifi dr.Muhammad Alhabsyi, kepada sejumlah wartawan mengatakan, dalam penanganan seseorang yang mengalami gangguan mental atau tidak, harus menjalani pemeriksaan medis terlebih dahulu.

"Jangan memvonis seorang terkena penyakit kejiwaan sebelum menjalani pemeriksaan medis kejiwaan dari ahlinya," kata dr Alhabsyi.

dr.Muhammad Alhabsyi, mengemukakan bahwa keberadaan RSJ Sofifi memasuki tahun ke-4, sejak berdiri di tahun 2016 dengan berbagai faktor tantangan dan hambatan dalam menjalankan kegiatannya berupa kegiatan persiapan dan kegiatan lainnya, hingga pada hari Senin (10/8/2020), baru bisa memberanikan diri mengadakan kegiatan pelayanan terbatas pada pelayanan rawat jalan saja dulu.

Ke depan nantinya RSJ Sofifi juga dapat menjadi sarana pendidikan, pelatihan dan penelitian bidang  kedokteran jiwa, "misalnya sebagai sarana pelaksanan praktek coass atau profesi kedokteran, pelaksanan praktek keperawatan dan lain sebagainya," ungkap Alhabsyi.

Sementara dr. Yazzit Mahri, menyampaikan, pada hari pertama pemeriksaan kejiwaan telah menemukan kasus langka yaitu kasus herediter atau bawaan dari garis keturunan, dimana pasien merupakan kembar identik monozigot dimana angka faktor muncul dan berkembang untuk menderita skizofrenia sebesar 50-80 persen tergantung faktor pemicu atau stressor, dengan rata-rata angka kejadian munculnya adalah 56 persen. Angka ini tentunya cukup menjadi perhatian serius dalam dunia kedokteran jiwa.

Sebab, kembar identik terbentuk dari satu zigot yang membelah menjadi dua embrio, sehingga kembar ini disebut monozigot dimana memiki ciri fisik dan genetik yang mirip (DNA).

Sedangkan skizofrenia dapat disembuhkan, namun belum diketahui secara pasti karena ada beberapa faktor seperti genetika, biokimia di otak serta gangguan organik yang bisa memicu penyakit. Lanjutnya, bahwa kasus ini sudah di derita oleh pasien sejak 14 tahun yang lalu dan Alhamdulillah baru dapat ditangani sekarang.

Menurut dr. Yazzit Mahri sebagai dokter ahli kedokteran jiwa, RSJ Sofifi memiliki potensi yang besar dalam pengembangan kedepannya. Tidak hanya dalam pelayanan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap, RSJ Sofifi sebagai wajah  kesehatan jiwa Maluku Utara ini, dapat difungsikan melakukan berbagai pelayanan diantaranya screening gangguan kejiwaan baik ringan, sedang maupun berat.

"Contohnya pada pelaksanan tes kesehatan bagi penerimaan CPNS, PNS, pegawai swasta dll, maupun tes kejiwaan berkala pada berbagai instansi pemerintah dan swasta mengingat faktor stress atau beban kerja yg dpt mempengaruhi kesehatan jiwa seseorng dlm menjalani pekerjaannya, penanganan korban penggunaan napza, korban maupun pelaku kekerasan seksual, tes kejiwaan kasus-kasus terkait hukum pidana maupun perdata, dan pelayanan kejiwaan lainnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari semua puskesmas di prop. Malut, untuk kasus scizophrenia dan psikosis saja terdapat hampir 1916 kasus (data thn 2019). Dengan total kasus 4771 kasus. (thy)


Reporter: Fadli

BERITA TERKAIT