TERNATE, OT - Mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun (UNKHAIR) laksanakan kegiatan pembersihan Benteng peninggalan Spain pada Minggu, (20/3/2022).
Kegiatan pembersihan di Benteng Fuerza Nueva Kelurahan Kastela Kota Ternate Selatan itu. dihadiri sejumlah mahasiswa dan dosen program studi Ilmu Sejarah Unkhair
Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unkhair Dr. Nurahman Irianto saat menghubungi indotimur.com, mengungkapkan, benteng Fuerza Nueva merupakan salah satu cagar budaya peninggalan Spain yang belum banyak diketahui orang.
Dia menjelaskan, benteng ini, dikenal dengan nama Fuerza Nueva yang artinya (Kekuatan Baru). "Benteng yang jarang diketahui oleh banyak orang ini dikenal dengan nama Fuerza Nueva, Tentunya merupakan kekuatan baru bagi Spanyol yang menyerbu dan menguasai Ternate pada 1606. Benteng ini disebutkan dibangun pada 1606/1607 dan difungsikan pada 1609, serta berakhir pada 1663, ketika Spanyol memilih meninggalkan Ternate di Maluku Utara dan pindah ke Manila di Filipina. Menurut van De Wall, dalam bukunya De Nederlandsche Oudheden In De Molukken, diterbitkan ‘s-Gravenhage : Martinus Nijhoff tahun 1928 yang mengutip Leonardo de Argensola, menyebutkan bahwa benteng Fuerza Nueva merupakan benteng Spanyol yang didirikan tahun 1609 oleh Juan de Esquivel atas perintah Pedro de Acuna," papar Nurahman.
Benteng yang terletak di belakang benteng besar Gam Lamo. Hingga tahun 1928 masih dapat disaksikan reruntuhan bentengnya yang sebagian besarnya ditutupi oleh pasir.
Alumni Doktor Arkeologi Universitas Gajah Mada itu, juga menambahkan, benteng Fuerza Nueva dibangun untuk mengawasi aktivitas orang-orang Ternate pada abad XVII.
"Benteng ini merupakan tempat yang tepat untuk mengawasi mobilitas orang-orang Ternate di abad XVII. Dari benteng ini dapat terlihat dengan jelas permukiman Foramadiahi yang terletak di seberang lembah sungai sebagai permukiman lama Ternate," tuturnya.
Sementara itu, Salahudin Buamona Kordinator Pelaksana kegiatan pembersihan benteng menjelaskan, tujuan dari Pelaksanaan Kegiatan pembersihan Fuerza Nueva adalah untuk memperkenalkan kembali salah satu situs cagar budaya benteng Fuerza Nueva kepada masyarakat Kota Ternate .
"Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat Ternate ataupun kepada masyarakat Dunia tentang keberadaan Situs Cagar Budaya yang berupa benteng ini, tepatnya Benteng Fuerza Nueva yang merupakan benteng peninggalan Bangsa Spanyol di Kelurahan Kastela Pulau Ternate" ujarnya.
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Khairun itu, juga mengatakan, kegiatan yang di gelar merupakan bagian dari program Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah (HMJ) dalam melestarikan benteng Fuerza Nueva, kegiatan berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 18-20 Maret, ia berharap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara dapat lebih memperhatikan tinggalan cagar Budaya.
"Tentunya kegiatan ini juga merupakan upaya dari Mahasiswa Ilmu Sejarah Unkhair untuk melestarikan Benteng Fuerza Nueva, agar tetap ada meskipun yang tersisa kini hanya fondasi-fondasinya saja, Kegiatan yang berlangsung di Kasela ini akan berlangsung selama tiga hari yang di mulai sejak tanggal 18-20 Maret. Saya juga berharap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) lebih mengoptimalkan fungsinya untuk merawat tinggalan Cagar Budaya yang terbengkalai" ujarnya.
Dia juga menyesalkan ketidak pedulian BPCB dalam merawat tinggalan cagar budaya yang berumur ratusan tahun itu.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Sejarah Unkhair, Jainul Yusup, berharap ada kepedulian dari pemerintah kota Ternate, agar membuat jalan masuk, untuk membuka keterisolasian ke benteng tersebut.
Jainul mengatakan, dengan membuat jalan masuk, dan juga pemugaran, dihadapkan menjadi wisata histori, karena kota Ternate sebagai kota sejarah, pasti banyak kunjungan banyak ke lokasi-lokasi sejarah, baik turis lokal maupun turis asing/mancanegara.
Turut mengikuti kegiatan ini, Ketua Program Studi Ilmu Sejarah Unkhair Jainul Yusup, para dosen Dr.Nurachman Iriyanto, Lucia Arter Lintang Gritantin, Pheres Sunu Wijayengrono, Junaib Umar, Ketua BEM FIB Unkhair, dan pengurus HMJ Ilmu Sejarah serta mahasiswa Ilmu Sejarah Unkhair
(fight)