TERNATE, OT- Institut Teknologi Dan Bisnis (ITB) Yustika Rahma Maluku Utara hadir di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Kehadiran kampus yang didirikan oleh Dr.Kasman Hi.Ahmad ini di bawah Yayasan Pendidikan Gema Yustika Rahma Maluku Utara ini adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Untuk membuktikan keseriusan Yayasan dalam merealisasikan hadirnya kampus yang terletak di Jln. Baru Koloncucu Nomor 576 Kelurahan Toboleu, Kecamatan Ternate Utara tersebut. Tim Visitasi LLDIKTI Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara di bawah pimpinan Dr. Jance E.Lekatompessy SE.M.Si.Ak.CA selaku Kepala, melakukan pengecekan lapangan terkait kesiapan, baik dokumen pendirian ITB Yustika Rahma maupun sarana prasana serta kelengkapan syarat lainnya yang dilakukan selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis (1/9/2022).
Kepala LLDIKTI Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara Dr. Jance E. Lekatompessy SE.M.Si. Ak.CA, kepada sejumlah wartawan usai visitasi mengatakan, pendirian ITB Yustika Rahma sebagai PTS baru, dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama untuk memperoleh rekomendasi dan tahap kedua untuk memperoleh Surat Keputusan Kementerian.
"Untuk perolehan rekomendasi dari LLDIKTI Wilayah Xll itu butuh ada dokumen, misalnya dokumen studi kelayakan, rekam jejak yayasan, analisis tingkat kejenuhan dan analisis tingkat keberlanjutan," jelas dia.
Menurutnya, dari dokumen tersebut sudah lengkap dan tinggal menambah catatan dari tim maka tim akan segera mengeluarkan rekomendasi dengan tetap mengikuti proses pengaplotan di Siaga (Sistem Administrasi Kelembagaan) yang sementara waktu di Wilayah XII Maluku-Maluku Utara belum dibuka.
Sementara dari sisi dokumen untuk memperoleh SK dari aspek kriteria kurikulum, dosen dan unit pengelola program studi pada ITB Yustika Rahma sudah aman.
"80 persen sudah aman, artinya sudah bagus hanya yang perlu dipoles adalah di kurikulum karena keunikannya ada program studi kekinian" kata Jance.
Lebih lanjut kata dia, aspek kurikulum harus disesuaikan dengan keunikan lokal, sebab memperhatikan visi dari yayasan dan visi dari ITB yang dibasiskan pada Agromaritim tersebut perlu diperhatikan.
"Bagi saya rekomendasi sudah aman, hanya saja kita lagi menunggu kalau pendirian di Siaga itu sudah dibuka full, baru bisa kita sampaikan rekomendasi,”katanya.
Untuk memenuhi syarat-syarat lain, dia berharap kepada pihak yayasan segera mempercepat melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan karena masih butuh perbaikan sehingga dapat memperoleh rekomendasi.
"Rekomendasi belum kita keluarkan, mengapa? Karena faktor Siaga atau sistem di kementerian masih belum dibuka sebab semua pendirian dan pembukaan prodi lewat Siaga," ujarnya.
Sementara Pendiri Yayasan Gema Yustika Rahma Maluku Utara , Dr.Kasman Hi .Ahmad mengucapkan terima kasih kepada LLDIKTI Wilayah XII Maluku Maluku Utara yang telah hadir di kantor Yayasan untuk melakukan visitasi pendirian kampus ITB.
"Sebagaimana disampaikan bahwa kami sudah bisa, dimana dokumen kami sudah mencapai 80 persen dan sisa 20 persen masih dalam perbaikan, kami akan segera melakukan penyesuaian," ujar Kasman.
Mantan Rektor Universitas Muhammad Maluku Utara ini mengatakan, berdasarkan karakteristik wilayah Maluku utara. ITB dibasiskan pada agromaritim karena fokusnya adalah agromaritim.
Kasman menjelaskan, masih ada yang akan dikembangkan misalnya, Sistem logistik di daerah kepulauan, ketahanan dan keberlanjutan ekonomi serta bisnis pada masyarakat di daerah pulau-pulau, dll.
"Ini akan dimasukkan, apakah dalam wujud mata kuliah atau dalam bentuk kajian yang akan dikembangkan," tutur Kasman.
Kasman juga bakal memasukkan satu mata kuliah, yaitu Pendidikan Anti Korupsi dan dalam kurikulum dan dikembangkan di kampus.
"Kurikulum Ini menjadi anjuran bahkan kewajiban dari Kementerian yang harus kita masukkan untuk membentuk karakter anti korupsi di Indonesia, khusus di Maluku Utara," tambah dia.
ITB adalah kampus pertama di Maluku Utara dengan pertama membuka tiga program studi, yaitu Bisnis Digital, Manajemen Retail dan Teknologi Informasi. Dan dari ketiga program studi tersebut belum ada di kampus-kampus ternama di Maluku utara.
"Kami akan segera mengikuti aturan dan masuk-masukan dari Kepala LLDIKTI Wilayah XII Maluku Maluku utara dalam visitasi ini," janjinya.
Kasman mengaku, jika masih menggunakan Simlimkerma maka ITB sudah diberi izin, namun karena terjadi peralihan dari Simlekerma ke Siaga maka harus bersabar dan terus berproses.
“Kami tetap menyesuaikan dengan aturan-aturan yang ada,” tambahnya.
"Kami berharap dengan upaya keras dan dukungan dari LLDIKTI, dukungan masyarakat Malut untuk menyiapkan lulusan ITB yang bertalenta digital dan melek teknologi. Sesuai tuntutan kebutuhan dan tantangan yang di hadapi, maka, disini ITB merupakan salah satu sumbangan terbesar di Maluku utara," pungkas Kasman.(red)