TERNATE, OT - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku Utara (Malut) bersama pihak sekolah dan Yayasan SMA Islam Kota Ternate, memediasi orangtua murid dan oknum guru untuk melakukan penyelesaiaan masalah secara kekeluargaan, terkait dengan aksi kekerasan oknum guru kepada sejumlah siswa di sekolah berapa waktu lalu.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SMA Dikbud Provinsi Malut, Ramli Kamaluddin mengatakan, Dikbud Provinsi Malut telah memfasilitasi pihak sekolah dan Yayasan SMA Islam Kota Ternate bersama orangtua murid dan oknum guru untuk menyelesaikan masalah di sekolah yang terjadi berapa minggu lalu.
Menurutnya, Dikbud Malut pada awalnya sudah melakukan koordinasi dengan Kepala SMA Islam Kota Ternate bersama Kepala Yayasan dan oknum guru bersangkutan, untuk mengunjungi rumah siswa dan melakukan permintaan maaf kepada kedua orangtua siswa .
"Alhamdulilah, atas kedatangan mereka dalam rangka melakukan permintaan maaf itu, direspon dengan baik oleh pihak keluarga dan mereka (keluarga) juga melakukan permohonan maaf kepada guru bersangkutan," ujar Ramli kepada indotimur.com Rabu (14/9/2022).
Kata dia, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada sekolah dan Kepala Yayasan SMA Islam Kota Ternate yang telah mengambil langkah cepat untuk melakukan penyelesaian masalah tersebut. , Sehingga di hari Sabtu kemarin Dikbud Malut kembali memediasi pihak sekolah, orangtua murid dan oknum guru, untuk melakukan pertemuan dan hasil pertemuan itu mereka saling memaafkan.
"Dengan adanya kejadian ini kita kembali melakukan evaluasi bersama baik orangtua murid dan guru-guru di sekolah, dalam rangka melaksanakan tugas masing-masing," kata Ramli.
Dia mengimbau, kepada Kepsek guru maupun siswa dan orangtua, terutama Kepsek dia harus melakukan tugasnya sebagai seorang Kepsek dalam rangka melaksanakan supervisi dan monitoring dan lain sebagainnya, Kepsek juga sekali-kali harus berkomunikasi dengan guru agar Kepsek bisa mengetahui masalah guru.
Sehingga memperkecil beberapa psikologi guru ketika mereka melaksanakan tugas di sekolah, kemudian untuk guru harus melaksanakan tugas dengan baik, guru boleh beri sanksi tapi harus yang wajar tidak boleh diluar batas kewajaran.
"Selain itu, orangtua harus punya tangung jawab bersama agar anak-anak mereka dilakukan pembinaan di rumah, sehingga anak-anak merasa terpantau dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang siswa," imbau Ramli.
Sementara, Plt Kepala SMA Islam Kota Ternate Taufik Assagaf mengaku, masalah oknum guru dan siswa di SMA Islam Kota Ternate kemarin sudah dilakukan penyelesaian secara kekeluargaan atara kedua pihak.
"Jadi kita memediasi sekaligus melakukan penyelesaian ini terhitung pertemuan ke tiga kalinya, baik kedatangan kami di rumah orangtua murid bersangkutan maupun di sekolah," ujar Taufik.
Dia mengaku, setelah kedatangan mereka ke rumah orangtua siswa dan melakukan permintaan maaf antara oknum guru dan orangtua itu sudah diselesaikan masalah secara kekeluargaan, namun orangtua murid meminta agar dibuat pertemuan lanjutan di sekolah dengan melibatkan Dikbud Malut.
"Sehingga permintaan itu kami penuhi dan hari Sabtu kemarin, kita mediasi kembali dengan Dikbud Malut bersama Kepala Yayasan, orangtua murid, oknum guru, sehingga kedua pihak melakukan permintaan maaf secara resmi," jelas Taufik.(ded)