Home / Opini

Mau Kamana Kita.? 

Oleh : Baster Douglas Kareng (Anggota biasa GMKI Ternate)
07 September 2021
Baster Douglas Kareng, anggota biasa GMKI Ternate

  Bertambah usia itu sebuah capaian yang harus direnungkan. Bertambah usia itu harus berpikir maju tanpa harus berharap pada orang lain. Bertambah usia itu mampu memanfaatkan potensi sendiri. Bertambah usia itu mampu berdiri di atas kaki dua dan berani menegakan kepala. Bertambah usia itu menuju pada sesuatu yang baru. Begitulah konsep-konsep yang selalu dibicarakan ketika sebuah organisasi bertambah usia. Namun sangat disayangkan, konsep yang indah itu hanya berakhir pada kata-kata dan tidak mampu diimplementasikan.

  Beberapa waktu yang lalu, pesan grup dan media sosial terlihat ramai dengan ucapan-ucapan selamat. Tetapi sayangnya semua berakhir hanya pada aksi  pajang foto. Sejak 7 September 1982 hingga kini 2021 menunjukan sudah 39 tahun kita hadir. Kata orang Sudah 39 tahun usia kita, tetapi kualitas dengan usia kita berjalan tidak sebanding. Kata orang, bahwa kita adalah tempat perkumpulan masyarakat akademik, tetapi literasi kita masih minim. Berbagai upaya dilakukan untuk menjawab setiap persoalan yang dihadapi, terakhir calon pemimpin kita ( yang kini memimpin ) berdiri dengan slogan memperkuat pendidikan kader (PDSPK), tetapi hingga kini belum terasa implementasi dari pendidikan kader itu. Tidak tahu apa kendalanya. 

  Kata orang bahwa sudah 39 tahun usia kita, tetapi mimpi besar kita belum terwujud. Apakah benar yang dikatakan Marthin Luther bahwa kita belum sampai pada mimpi besar itu, tetapi arah kapal kita telah menuju ke sana. Ataukah organisasi ini akan berakhir karena kita telah sampai pada tujuan,  seperti yang dikatakan Rekson Silaban. Kita tidak tahu. 

  Mungkin mimpi besar kita belum terwujud ataukah kita yang salah menilai. Tetapi perlu diketahui kita masih jauh dari mimpi-mimpi indah kita. Karena hingga kini, proses pengkaderan kita hanya berakhir di meja kafe (tempat ngopi). Saling puji membuat kita terpesona dan lupa bahwa kita tidak butuh hal itu. Namun, apadaya, semua itu telah menjadi budaya kita,  sehingga ada orang yang mengkritik dinilai tidak sopan. Tanpa disadari bahwa upaya membuat pikiran menjadi sopan santun adalah kemunafikan dalam sebuah organisasi. Kritik dihindari bahkan mungkin dihilangkan, siapa yang mengkritik dianggap musuh,  sedangkan pujian (seolah mereka dewa) diterima dengan senyuman akrab dan dianggap sahabat baik. 

  Perlu untuk diketahui bahwa budaya budaya yang seperti itu dapat membunuh kreativitas kader dalam menyampaikan pendapat mereka. Buktinya anggota yang melihat kesalahan tidak berani menyampaikan pendapatnya karena alasan "malu hati". Padahal langkah terbaik untuk memperbaiki kesalahan adalah memberitahukan kesalahan tersebut.   Setiap manusia diciptakan memiliki jiwa kepekaan terhadap suatu masalah. Oleh karena itu ketika ada  yang menyampaikan atau memberitahukan sebuah kesalahan, jangan dianggap musuh. Jangan halangi orang menyampaikan pendapat mereka. 

  Kata orang bahwa usia kita telah 39 tahun, tetapi perlu dipertanyakan apakah kita telah sampai pada tujuan kita. Atau sudah sampai mana kita berjalan. Dengan ini,  saya teringat kisah Petrus yang hendak meninggalkan kota Roma karena dikejar-kejar tentara Romawi. Hingga di gerbang pintu kota Petrus bertemu dengan seseorang yang mau masuk ke kota dan bertanya kepadanya "Quo Vadis Domine" Mau kemana tuan.  Ketika Petrus berbalik dia baru menyadari bahwa orang tersebut adalah Yesus yang disalibkan itu. Dan sejak saat itu Petrus membatalkan rencananya dan kembali ke kota Roma,  meski harus disalibkan terbalik. 

  Mungkin, pada saat perayaan dies natalis GMKI Ternate ada seorang senior yang akan menyampaikan sambutan. Tepuk tangan yang meria hendak mengantarkannya pada mimbar besar. Ketika belum selesai menyampaikan sambutannya ia langsung meninggalkan mimbar besar, seketika ada satu pelayan yang berbusana  lengkap dengan kordon dan baret menyusul senior tersebut dan bertanya "Quo Vadis Domine". Sang senior berbalik dan berkata "Quo Vadis GMKI Ternate". 

Argentina yang jao itu me kita sayang kong apalagi GMKI Ternate yang selalu ada di dalam hati 

Selamat Dies Natalis GMKI Ternate.(penulis)


Reporter: Penulis

BERITA TERKAIT