TERNATE, OT - Kanwil Kamenkumham Maluku Utra (Malut) merilis kantor Imigrasi Kelas I TPI Ternate dalam pembukuan pembukuan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 4 triliun lebih atau naik 3 kali lipat di tahun 2022.
Jumlah itu sudah melampaui target secara nasional yaitu Rp 2 triliun.
"Kemungkinan angka ini terjadi karena tahun-tahun kemarin kondisi kita dalam pandemi Covid-19. Sekarang kondisi ini sudah mulai normal kembali, sehingga terjadi kelonjakan permohonan keimigrasian. Disatu sisi terjadi pula kelonjakan keimigrasian WNA di Indonesia," ujar Kakanwil Kamenkumham Malut, M. Adnan, Kamis (26/1/2023).
Kata Adnan, iklim investasi juga menjadi hal yang penting karena pihaknya berharap investor-investor akan datang ke Maluku Utara khususnya. Untuk menanamkan berbagai modal di berbagai sektor.
"Nah, ini juga saya berharap kepada kawan-kawan Imigrasi juga harus seiring dan sejalan dengan program pemerintah," pintanya.
Adnan menuturkan, Imigrasi sebagai instansi vertikal tetapi tetap bersinergi dengan program pemerintah daerah yang ada. Oleh karenanya dirinya berharap, pelayanan publik dan penegakan hukum harus berjalan beriringan.
"Disatu sisi kita memberikan pelayanan, di,samping itu juga kita memberikan penegakkan hukum," tuturnya.
Ditanyai soal penangan Imigrasi terhadap warga negara asing yang datang di dua wilayah seperti Halsel dan Halteng yang menjadi pusat pertambangan di Maluku Utara tersebut. Adnan menjelaskan, bahwa Imigrasi khususnya terkait kedatangan WNA pasti diselesaikan oleh Imigrasi tempat dimana mereka datang pertama kali atau di bandara mana mereka mendarat. Tentunya itu adalah bandara internasional.
"Tapi sangat disayangkan, bahwa Ternate ini dengan jumlah orang asing yang cukup banyak datang maupun bekerja di proyek strategi nasional, yaitu di pertambangan. Justru belum membuka penerbangan internasional," katanya.
"Kalau saja pemerintah daerah membuka penerbangan internasional saya pikir akan lebih menguntungkan untuk daerah ini. Karena inikan orang-orang datang ke bandara internasional lain baru melakukan perjalanan domestik ke Maluku Utara, tentu ini adalah kerugian sebetulnya buat kita," tambah Adnan.
Meski demikian, dirinya berharap pemerintah daerah kedepannya akan membuka bandara disini sebagai bandara internasional, sehingga orang asing tidak perlu transit kemana-mana melainkan langsung bisa datang ke Maluku Utara.
Sementara untuk jumlah WNA yang datang ke provinsi Malut sambung dia, catatannya memang ada tapi belum bisa menyampaikan datanya secara detail.
"Kalau soal data mungkin bisa langsung ambil di kantor Imigrasi. Artinya begini, saya mau sampaikan akan tetapi takutnya ada selisih karena data inikan sifatnya dinamis," tandasnya.(ier)