HALSEL, OT- Pelaksanaan Minggu Palem Tri Hari Suci dan Paska di Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Desa Labuha, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), Minggu (10/4/22) berjalan aman dan lancar.
Dalam kesempatan tersebut, Pastor Jhon Rumlus menyampaikan, pada hari Minggu Palma ini sama-sama mendengarkan kisah tentang Yesus yang masuk ke Kota Yerusalem mengalami penderitaan, hingga meninggal. Saat itu, banyak orang memperlakukan Dia sebagai raja besar.
"Mereka berteriak-teriak dan mengeluh-eluhkan Yesus, ‘Hosana diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel’. Mereka melakukan sambil menghamparkan daun palma dan baju di jalan," terangnya.
Lanjutnya, ada beberapa pesan untuk direfleksikan, yakni Yesus tampil sebagai raja damai Yesus masuk ke kota dengan menunggang seekor keledai, bahkan bukan keledai milik-Nya sendiri, Yesus hadir sebagai raja yang sederhana dan lemah lembut. Meskipun demikian, tetap disambut dengan penuh oleh banyak orang Yerusalem.
"Yesus sang raja mengajarkan kita untuk selalu tampil sederhana, apa adanya, rendah hati dan lemah lembut,’ jelasnya.
Selain itu, banyak orang keluhkan Yesus sebagai raja. Namun, mereka jugalah yang akan meneriakkan, "Salib kan Dia" dengan mulut yang sama mereka akan menghujat Yesus.
Kata Pendeta, mereka yang menghamparkan pakaiannya akan menjadi saksi ketika pakaian Yesus dilucuti yang menaikkan Yesus ke atas keledai sebagai seorang Raja, akan ikut dan menaikkan Yesus ke kayu salib mengolok-olok-Nya, "Salam hai Raja orang Yahudi."
"Mulut kita pun bisa dipakai untuk memuji Allah, namun sekaligus menghujat-Nya. Misalnya kita memuji Tuhan dalam doa, namun selesai berdoa kita membentak dan memaki pembantu, anak, suami atau istri," ujarnya.
Selanjutnya, Yesus tahu bahwa masuk ke Yerusalem la akan memulai penderitaan-Nya, sebenarnya Yesus memiliki kebebasan untuk tidak mati, namun karena cinta, ia memilih menderita penderitaan.
"Berkurban itu sulit, namun adalah ungkapan cinta yang sejati, suami tidak dapat mengatakan bahwa ia mencintai istrinya, jika ia hanya menuntut sang istri selalu memahami dirinya, tanpa berusaha memahami pasangannya," sebutnya.
Olehnya itu, kata dia, cinta yang berkurban berarti, suami tidak peduli apakah ia ditemui atau tidak, tapi berusaha sepenuh hati menyediakan telinga untuk mendengar dan memahami istri dan anak-anaknya
"Mari kita berjalan bersama Kristus menyongsong penderitaan-Nya. Caranya, dengan hidup sederhana, berkata tulus dan berani berkurban, memulai dengan hal-hal yang sederhana. Selamat memasuki Pekan Suci, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua," ujar Jhon Rumlus.
Ia juga menyampaikan, mewakili jemaat mengucapkan selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi seluruh umat muslim, khususnya di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.
Jhon menambahkan, tujuan dilaksanakannya ibadah Minggu Palem Tri Hari Suci dan Paskah 2022 ini, adalah masa tirakat umat Kristen menjelang hari raya Paskah, Masa Prapaskah bermula pada hari Rabu dan berakhir kira-kira enam pekan kemudian, sesudah matahari terbenam pada hari Kamis atau yang sering disebut Kamis Putih atau Sabtu Suci (Malam Paskah), berpulang kepada denominasi atau adat- istiadat setempat
"Di rayakannya Minggu Palma adalah perayaan untuk mengenang kedatangan Yesus di kota Yerusalem, sebelum nantinya la disalibkan, wafat dan bangkit pada hari ketiga. Kebangkitan Yesus dirayakan oleh umat Katolik sebagai Hari Raya Paskah. Sedangkan Minggu Palma diperingati tepat satu minggu sebelum Paskah," terangnya.
Kegiatan ibadah berjalan dengan aman lancar dan penuh suka cita,seluruh para jemaat gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi dapat mengenang dan merenungkan kembali kisah sengsara wafat dan bangkitnya Yesus Kristus.
"Direncanakan pelaksanaan ibadah menjelang Paskah akan berlanjut dan dilaksanakan pada hari Rabu sampai Senin," tutupnya.(iel)






