Home / Nusantara

Kemendikbudristek Catat Bahasa Daerah Ibu Telah Punah

06 Juli 2022
Ilustrasi (ist)

TERNATE, OT - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendata, salah satu bahasa daerah di Indonesia timur khususnya provinsi Maluku Utara (Malut) telah punah.

Bahasa daerah yang punah itu adalah bahasa daerah Ibu, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar).

Kepala Pusat Pengembangan, Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemdikbudristek, Imam Budi Utomo mengatakan, mengapa bahasa daerah Ibu dikatakan punah,  karena tidak ada lagi penuturnya.

"Artinya, bahasa itu tidak diwariskan dari generasi tua kepada generasi muda atau dari orangtua kepada anaknya," kata Budi saat melakukan rakor revitalisasi bahasa daerah di kota Ternate.

Menurutnya, hal itu yang perlu dibangkitkan kepada generasi muda, yaitu semangat untuk mencintai dan bangga terhadap bahasa daerah sendiri.

"Sikap bahas itu yang paling penting dan paling utama terhadap apakah suatu bahasa nanti akan punah ataukah tidak," jelasnya.

Dia menjelaskan, kepunahan bahasa tidak hanya terdapat pada bahasa yang kecil tetapi juga bahasa-bahasa besar, sebab memiliki potensi yang sama terhadap kepunahan suatu bahasa, semisalnya bahasa Jawa tidak akan selalu aman.

"Mungkin satu sampai dua generasi masih aman, akan tetapi tiga generasi sampai 10 generasi kedepan siapa yang menjamin jika tidak diwariskan dari generasi ke generasi," tuturnya.

Kata dia, inilah pentingnya upaya revitalisasi bahasa daerah yang menghadirkan ibu-bapak “Generasi yang tua” yang nantinya memberikan dan menyampaikan ke generasi muda dan proses regenerasi itulah yang ingin dilaksanakan secara terus-menerus atau secara continue.

Ia menuturkan, Kemendikbudristek menyatakan setidaknya empat bahasa daerah di Provinsi Maluku Utara (Malut) masuk dalam program revitalisasi bahasa daerah tahun 2022. Empat bahasa itu, yakni bahasa daerah Ternate di Kota Ternate, bahasa Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara, bahasa Makian Timur atau Makian Dalam di Kabupaten Halmahera Selatan dan bahasa Sula di Kabupaten Kepulauan Sula.

Lanjut Budi, Malut dan Maluku merupakan provinsi kedua di Indonesia dengan jumlah bahasa daerah terbanyak. Dari 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia, 78 diantaranya berasal dari Maluku dan Maluku Utara.

“Yang artinya 10 persen lebih bahasa Indonesia disumbangkan dari provinsi Maluku dan Maluku Utara,” katanya.

"Maka revitalisasi ini merupakan upaya untuk mencegah bahasa daerah punah terlalu, dan nilai-nilai kebahasaan tersebut masih dapat diketahui dan digunakan oleh generasi berikutnya," pungkasnya.(ier)


Reporter: Irfansyah
Editor: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT