Home / Nusantara

Ini Penyebab Wilayah Malut Masih Diguyur Hujan

11 Februari 2022
Sore hari sebagian wilayah di Maluku Utara diguyur hujan lebat disertai angin kencang (foto_indotimur)

TERNATE, OT - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate, merilis prakiraan cuaca di wilayah Provinsi Maluku Utara (Malut) untuk sepekan kedepan.

Petugas Prakirawan BMKG Dewi Makhrantika, saat dikonfirmasi mengatakan, prakiraan cuaca dalam tiga hari sampai sepekan kedepan secara umum di wilayah Maluku Utara masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang.

Menurutnya, peluang terjadinya hujan di wilayah Maluku Utara ini karena faktor terus terbentuknya awan cumulonimbus (awan cb-red) sebab beberapa hari kedepan cukup kuat ada faktor lokal hujan yang terjadi disertai petir dan angin kencang.

Dewi mengaku, ada beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat hingga satu minggu kedepan, meliputi wilayah Kebupaten Kepulauan Sula dan Taliabu, Jailolo, Labuha, Maba, Morotai, Sanana, Tobelo, dan Weda dengan berpotensi hujan sedang hingga lebat.

"Sedang untuk wilayah Sofifi, Ternate, Tidore, masuk pada katagori hujan lokal dengan intesitas ringan," ucapnya.

Dikatannya, untuk kecepatan angin rata-rata beritup kalau tidak dalam kondisi awan cb masih sekitar 4 sampai 15 Knot, dan itu masih dikatagorikan sedang.

Kantor BMKG Kelas I Baabullah Ternate

Untuk ketinggian gelombang permukaan laut di Maluku Utara masih katogiri rendah sampai sedang, secara umum dikisaran 0,5 hingga 1,5 meter. Namun nanti pada tanggal 13 sampai 14 Februari, ada berpotensi peningkatan tetapi hanya pada wilayah perairan Morotai, Loloda atau di bagian Utara.

"Umumnya cuaca di Maluku Utara ini masuk musim peralihan dari hujan ke musim kemarau, hal ini akan disampaikan melalui rilis nanti kapan dan bulan apa akan terjadi kemarau," urainya.

Dewi juga menambahakan, kondisi cuaca di Malut saat ini masuk pada musim perlarilahan dimana curah hujan masih akan terus terjadi akibat dari kecepatan pertumbuhan awan.

"Juga saat ini proses La Nina masih berlangsung di wilayah Indonesia, meski seperti itu wilayah di timur Indonesia tidak terlalu terkena dampak signifikannya," tambahnya.

"Kami berharap warga tetap mencermati informasi yang disampikan BMKG dan stakholder lainya terkait perkembangan cuaca, dan tentu pada peralihan kemarau tahun ini semoga memberikan dampak positif bagi pertanian dan perikanan wilayah Malut," harapnya.

 (ier)


Reporter: Irfansyah
Editor: Fadli

BERITA TERKAIT