Home / Nusantara

Hardiknas Diwarnai Aksi Palang Sekolah

02 Mei 2017
MABA,OT- Perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2017, di kabupaten Halmahera Timur (Haltim), provinsi Maluku Utara diwarnai aksi palang sekolah oleh warga desa Gamesan kecamatan Maba. Pemalangan sekolah itu terjadi di SD Negeri Gamesan, karena merasa dirugikan dan dibohongi oleh Pemerintah Kabupaten Haltim. Pasalnya, lahan milik warga atas nama Asna seluas 2 hektar tak kunjung dibayar Pemkab sejak 2004 lalu, yang diperuntukan untuk pembangunan sekolah tersebut. Insiden itu, pihak sekolah langsung mengambil langkah memulangkan siswa-siswi, karena dianggap mengganggu jalannya belajar-mengajar. "Rp 17 juta yang dibayarkan Pemkab, melalui Dinas Pertanahan pada 2004 lalu, tapi tidak sesuai dengan luas lahan dan tanaman kelapa yang ada di atas lahan itu," ujar Asna. Pemkab sendiri mengaku anggaran itu tidak sesuai sehingga menjanjikan Asna dan suaminya menjadi PNS. "Kami kasih untuk membangun infrastruktur di desa, tetapi dengan gantinya, saya dan suami saya harus menjadi PNS, walaupun hanya berijazah SMP, namun permintaan tidak penuhi," katanya. Lanjut Hasna, beberapa tahun lalu, persoalan ini sudah disampaikan ke pemerintah kecamatan, yang saat itu dijabat oleh Stevanus Tongotongo, namun tidak ditindaklanjuti hingga saat ini. "Saya sampaikan sudah dua kali, bahkan sampai ke kabag pemerintahan yang saat itu masih dijabat Irawan Mabub, tapi alasan mereka arsip atau bukti yang dicari tidak diketemukan," tutur Hasna. Diakui, meski mengganggu aktivitas belajar-mengajar, tetapi aksi tersebut merupakan pelampiasan kekesalan Hasna terhadap Pemkab. "Harapan dan tujuan saya, agar pemerintah, dapat mensikapi serius persoalan ini, karena pada saat pengukuran tanah, saya tidak dilibatkan, tiba-tiba dipanggil untuk membayar lahan kebun sebesar Rp17 juta," jelasnya. Terpisah, Kepala Desa Gamesan, Yosias Efraim mengatakan, pihaknya akan menyikapi serius persoalan yang terjadi. "Tapi saya akan berkoordinasi dulu dengan mantan kades dan mantan camat, bagaimana solusinya," singkat Yosias. Sementara camat Maba, Robert Barbakiem saat dikonfirmasi, berjanji akan menuntaskan persoalan yang dialami Hasna. "Tadi saya sudah berbicara dengan dia (Hasna), dan sudah ada kesepakatan. Jadi kita akan membayar sisa tunggakan, namun belum sekarang, sebab yang diminta itu Rp50 juta, tetapi ada penawaran, turun menjadi Rp45 juta," kata Robert. Pembayaran tunggakan tersebut, lanjut Robert, akan dilunasi dengan menggunakan dana CSR. "Jadi sudah tidak ada masalah," katanya. (red(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT